PT KAI Aktifkan Jalur Rel Stasiun Ambarawa-Bedono, Begini Pesan Gubernur Ganjar
PT KAI kembali mengaktifkan jalur lama antara Stasiun Ambarawa-Jambu-Bedono pada Kamis (27/10/2016). Begini pesan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Daniel Ari Purnomo
TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN - PT Kereta Api Indonesia membuka kembali jalur lama antara Stasiun Ambarawa-Jambu-Bedono, Kabupaten Semarang pada Kamis (27/10/2016).
Pengaktifan kembali jalur lama itu digelar di Museum Stasiun Kereta Api Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
"Pengaktifan jalur kereta Ambarawa-Bedono sebagai alternatif obyek wisata khusus menggunakan lokomotif uap," ujar Manager PT KAI Humasda 4 Semarang, Edi Suswoyo.
Lokomotif uap yang digunakan berseri B2503. Sedangkan gerbong yang digunakan berjenis gerbong kayu. Bahan bakar utama lokomotif itu menggunakan kayu jati.
Jalur tersebut mempunyai keunikan. Di antaranya ada jalur bergerigi sepanjang empat kilometer dari Stasiun Jambu ke Bedono. Jalur bergerigi ini hanya ada tiga di dunia, yakni Indonesia, India dan Swiss.
"Wisata ini hanya dapat dioperasikan menggunakan lokomotif uap beroda gigi. Karena jalannya menanjak," Edi menjelaskan.
Jarak antara Stasiun Ambarawa hingga Bedono kurang lebih 10 kilometer. Kecepatan maksimal kereta, 20 kilometer per jam. Waktu tempuh Ambarawa-Bedono sekira dua jam.
Manajer Museum Unit Preservation dan Museum PT KAI, Eko Sri Mulyanto, mengemukakan tarif sewa kereta wisata Ambarawa-Bedono senilai Rp 15 juta. Kapasitas penumpang sebanyak 80 orang.
Diimbuhkan Eko, dalam perjalanan Ambarawa-Bedono kereta akan berhenti di Stasiun Jambu. Maksudnya, memindahkan lokomotif ke belakang gerbong.
"Tujuannya saat jalan menanjak fungsi lokomotif sebagai pendorong gerbong. Bukan penarik," papar Eko.
"Setelah melintas jalur tanjakan, kereta akan berhenti sejenak untuk mengisi air ke dalam lokomotif. Kami gunakan aliran air irigasi di sekitar jalur kereta api," imbuh Eko.
Sebagai informasi, jalur Ambarawa-Bedono telah aktif beroperasi pada 1 Febuari 1905. Pengoperasian kala itu dilakukan oleh perusahaan kereta api Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, melalui Kepala Dinas Pariwisata Jawa Tengah Prasetyo Aribowo, sangat mendukung pengaktifan jalur kereta Ambarawa-Bedono sebagai obyek wisata lokomotif uap.
"Untuk guide tentu harus menarik. Bukan sekadar cantik atau tampan secara fisik, melainkan cerdas menjelaskan dan menjawab pertanyaan pengunjung," ucap Prasetyo mewakili Ganjar.
Ia mengimbuhkan, PT KAI jangan lupa menyediakan gerai buah tangan khas Ambarawa. Bisa berupa cemilan maupun cendera mata.
"Misalnya, sediakan kaos bertulis Ambarawa Punya. Ini bisa melibatkan warga di sekitar museum dan mengembangkan di sisi ekonomi," kata dia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.