Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru,  Budi Rahmat

TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU - Sakit hati menjadi motivasi Usman menghabisi nyawa Zulfah, istri rahasianya. Pelaku memukul kepala korban dan mencekiknya.

Setelah membunuh istrinya, Usman melarikan diri ke Tebing Tinggi, Sumatera Utara. Ia diduga sakit hati karena hendak ditinggal pergi oleh istri rahasianya itu.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Riau, Kombes Surawan, mengatakan tersangka sakit hati karena korban menyatakan niatnya tinggal dengan anaknya setelah mendapatkan ganti rugi lahan.

Rumah korban yang berada di dekat dengan Bandara Sultan Syarif Kasim rencananya memang akan digantirugi untuk perluasan bandara.

Pernyataan tersebut justru memicu sakit hati tersangka yang kemudian mengambil potongan kayu dari dapur dan selanjutnya dihantamkan ke wajah korban. Korban yang mengerang kesakitan lalu tersangka mencekik lehernya hingga tewas.

"Setelah korban dipastikan meninggal, tersangka kabur menaiki bus ke wilayah Duri. Dari Duri tersangka melanjutkan perjalanan ke Tebing Tinggi," papar Surawan, Kamis (27/10/2016).

Jasad korban baru diketahui dua hari setelahnya. Anak korban yang datang ke rumah di Jalan Kuansing, Marpoyan Damai, pada 15 Oktober 2016, mendapati korban sudah membusuk dengan bekas darah di wajah.

Penyelidikan polisi saat itu sudah mencurigai Usman yang tak lain suami rahasia korban yang tidak diketahui keberadaannya. Setelah diselidiki secara mendalam, Usman sudah kabur ke Tebing Tinggi.

"Dugaan sementara pembunuhan dilakukan karena sakit hati. Tersangka diancam pasal 340 pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman 20 tahun penjara," papar Surawan.