Korban Tewas yang Tertindih Sepeda Motor di Selokan akan Diotopsi
Ini dilakukan untuk memastikan yang menjadi penyebab kematian pria tersebut yang masih belum jelas
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Raka F Pujangga
TRIBUNNEWS.COM, PEKALONGAN - Jasad laki-laki tanpa identitas, ditemukan tewas di dalam selokan Desa Bondansari, Kecamatan Wiradesa, Kabupaten Pekalongan, Sabtu (29/10) pagi.
Awalnya mayat tersebut ditemukan pertama kali oleh Sudarto (61) warga Desa Bondansari RT 8 RW 3 Kecamatan Wiradesa, Kabupaten Pekalongan.
Mayat korban itu tertindih sepeda motor Suzuki Satria FU warna hitam bernopol G 6007 DT.
Kasubag Humas Polres Pekalongan, AKP Aries Tri Hartanto mengatakan, polisi memeriksa korban dan tidak menemukan identitas apapun dari tubuh korban.
Pada saat ditemukan, korban tidak mengenakan kaus, dalam keadaan terperosok masuk selokan.
"Motor yang digunakan masih dalam keadaan hidup stop kontaknya. Lampu sein menyala namun mesin mati," kata dia.
Selain itu, ditemukan juga ponsel merek Samsung warna putih berikut charger, helm warna merah dan nota laundry (dimas laundry) atas nama Alan.
"Di TKP juga ditemukan ada bekas goresan sepeda motor di jalan sepanjang 2 meter," kata dia.
Lebih lanjut, dari hasil sidik jari dan dicocokkan dengan alat nambis keluar identitas atas nama Maulana Firmansyah (21) warga Desa Siwalan, Kecamatan Siwalan, Kabupaten Pekalongan.
Selanjutnya korban dibawa ke RSUD Kraton untuk dilakukan visum luar dokter yang bertugas di sana.
Tak ada luka penganiayaan dari penemuan jasad yang tertindih motor, di dalam selokan Desa Bondansari tersebut.
Dokter jaga RSUD Kraton, dr Hanif dalam hasil pemeriksaan korban ditemukan terdapat luka gores di tangan, bahu kiri, pipi dan jempol kaki sobek.
"Dalam pemeriksaan tersebut juga tidak ditemukan tanda tanda penganiayaan atau kekerasan," jelas dia.
AKP Aries Tri Hartanto menambahkan rencananya korban akan diotopsi untuk pemeriksaan lebih lanjut sesuai permintaan keluarga.
Sebab masih ada dugaan korban meninggal di selokan tersebut, karena mendapatkan penganiayaan seseorang.
"Keluarga korban minta diotopsi, nanti malam akan diotopsi dan Kasat Reskrim sudah berkoordinasi. Otopsi jadi satu-satunya jalan terbaik untuk mengetahui hal yang tidak diinginkan bersama," ujar dia. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.