Kisah Anggota TNI Jadi Guru di Perbatasan Indonesa-Malaysia
tak hanya menjaga perbatasan, personel batalyon yang merupakan satuan tempur di bawah komando Kodam III/Siliwangi itu juga menyambi menjadi guru
Penulis: Teuku Muhammad Guci Syaifudin
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Jabar Teuku Muh Guci S
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Satgas Pamtas Indonesia-Malaysia dari Yonif 312/Kala Hitam (KH) telah menjalankan tugasnya di Kecamatan Senaning, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, selama sembilan bulan.
Namun tak hanya menjaga perbatasan, personel batalyon yang merupakan satuan tempur di bawah komando Kodam III/Siliwangi itu juga menyambi menjadi tenaga pendidik.
Bukan tanpa alasan personil Satgas Yonif 312/KH menjalankan tugas rangkap.
Sebab beberapa sekolah di Kecamatan Senaning memang masih kekurangan guru lantaran sulitnya akses menuju sekolah.
Salah satu sekolah itu, yaitu SD 01 Senaning. Sekolah tersebut kekurangan guru terutama mata pelajaran Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, dan pendidikan jasmani.
Seorang anggota Yonif 312/KH, Pratu Alex Gunawan, menjadi tenaga pendidik di sekolah tersebut.
Pria yang memiliiki jabatan Tajurlis Simin Kima Yonif 312/KH itu sudah menjadi tenaga pendidik selama bertugas sebagai petugas pengaman perbatasan.
Alex pun mengajar mata pelajaran Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, dan Pendidikan Jasmani. Adapun jumlah guru yang ada di sekolah tersebut hanya tujuh orang.
Dansatgas Yonif 312/KH Letkol Inf Yusuf Rizal mengatakan, pihaknya memang menyiapkan personil yang memiliki kemampuan menjadi tenaga pendidik.
Sebab personil TNI yang bertugas di perbatasan juga harus memiliki kemampuan lain selain perang.
"Kami sudah disiapkan sebelum pelaksanaan pratugas dengan harapan mampu membantu di bidang pendidikan disamping melaksanakan tugas pokoknya," kata Yusuf melalui rilis yang diterima Tribun, Senin (31/10/2016) malam.
Dikatakan Yusuf, tak hanya Alex yang menjadi tenaga pendidik di sekolah perbatasan Indonesia-Malaysia itu.
Dari beberapa pos yang tergelar di sepanjang perbatasan Kalimantan Barat, hampir seluruh personelnya melaksanakan pengabdian sebagai tenaga pendidik.
"Beberapa pos memang jauh dari perkampungan penduduk," kata Yusuf. (cis)