Sempat Pingsan Saat Gerak Jalan, Dita Akhirnya Meninggal
Meskipun telah mendapatkan perawatan selama tiga hari di RSUP Sanglah, jiwa Dita tak tertolong.
Editor: Wahid Nurdin
Ia menghembuskan nafas terakhirnya kemarin.
Pegawai SMKN Tegalalang itu mengetahui dari dokter yang merawat Dita bahwa anak didiknya itu mengalami kegagalan fungsi pada kedua ginjalnya, sehingga menyebabkan kematiannya.
"Dokter sempat memberi air pada ginjalnya, dan air itu tidak mau masuk ke ginjalnya. Makanya, ginjalnya kering," tutur pria yang selalu menjenguk Dita sejak masuk ke rumah sakit.
Salah satu kerabat Dita mengatakan, Dita akan dititipkan selama beberapa hari hingga Rabu (2/11/2016) di Instalasi Forensik RSUP Sanglah.
Sebab, desa tempat tinggal Dita, yakni Desa Kedisan Tegalalang, baru saja melakukan upacara penguburan.
"Harus tunggu hari baik lagi karena jenazah tidak boleh 'numpuk," ujar kerabat Dita.
Pihak keluarga merencanakan untuk mengubur Dita di Setra Desa Adat Kedisan Tegalalang pada Rabu (2/11/2016) nanti.
Kerabat itu menyesalkan keikutsertaan Dita dalam lomba gerak jalan hari Sumpah Pemuda.
Sebab, Dita masih mengalami luka pada kakinya saat mengikuti lomba gerak jalan bulan Agustus lalu.
"Saya sangat sayangkan sekali, karena luka pada kakinya belum begitu sembuh. Sekarang malah begini jadinya, apa yang dia lakukan sebenarnya merugikan diri sendiri. Tidak dapat apa-apa, malah akhirnya seperti ini," sesalnya.
Pantauan Tribun Bali di RSUP Sanglah, beberapa guru SMKN 1 Tegalalang terlihat berdatangan untuk menengok jenazah Dita.
Keluarga Dita tampak sedang berduka dan enggan dimintai keterangan.
"Tanya Kepala Disdikpora dan Wakil Bupati Gianyar saja ya. Kami masih berduka," ujar seorang kerabat Dita.(*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.