Bocah 12 Tahun di Magetan Ini Mengalami Pelecehan Seksual dan Dipaksa Mengemis
TR (12) siswa kelas 6 SD dipaksa mengemis oleh pria tidak dikenal di lingkungannya.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, MAGETAN - TR (12) siswa kelas 6 SD dipaksa mengemis oleh pria tidak dikenal di lingkungannya.
Tak hanya itu, bocah lelaki warga Kecamatan Magetan, Kabupaten Magetan itu juga jadi korban pelecehan seksual.
TR ditemukan petugas Satpol PP Pemkab Magetan saat mengemis di perempatan lampu merah antara Jalan Monginsidi Magetan.
Saat itu dia masih mengenakan seragam sekolah.
Sayangnya, pria yang memaksa TR saat itu melarikan diri.
"Karena diduga ada tindakan eksploitasi anak, kami minta anggota Pol PP Magetan untuk mengawasi dan memburu pemuda yang memaksa siswa siswa SD kelas 6 mengemis."
"Pemuda itu lari saat kami mau menangkapnya," kata Kasat Pol PP Pemkab Magetan, Chanif Triwahyudi kepada Surya (Tribunnews.com Network), Senin (7/11/2016).
Terungkapnya kasus anak SD dipaksa mengemis oleh pemuda yang tidaknya itu dari laporan warga kepada personel jaga Satpol PP di Markas Selatan alun alun.
"Begitu anggota Satpol PP mendapat laporan warga langsung meneruskan laporan itu ke saya. Saya perintahkan membawa anak yang lagi mengemis dengan pakaian seragam itu ke markas Satpol PP,"jelas Chanif.
Setelah dibawa, anak SD yang kemudian diketahui bernama TR mengaku dipaksa pria yang dipanggil Mimin.
Saat itu pria ini menunggui dari jarak sekitar 50 meter.
"Ternyata setelah diajak cerita cerita, terungkap, selain dipaksa mengemis, korban juga beberapa kali mengalami pelecehan seksual. Sekarang ini anggota Satpol PP sedang mencari Mimin," sambung Chanif.
Sementara bapak korban mengaku sejak lama setiap pulang sekolah TR selalu sore, tidak bersamaan dengan teman lainnya yang duduk di kelas yang sama.
"Anak saya ini setiap pelajaran selesai, tidak langsung pulang. Padahal teman teman satu kelasnya sudah pulang semua. Dia selalu pulang menjelang mahgrib sekitar 17.30 WiB," terang dia.
Begitu ditanya, TR selalu beralasan main ke rumah temannya di Kelurahan Kauman.
Hampir setiap hari jika ditanya alasannya selalu begitu.
"Saya kok tidak curiga, setiap beralasan itu, saya tidak kejar lagi. Tapi dari mukanya, dia seperti ketakutan. Alhamdulillah sudah terungkap, anak saya Insya Allah bisa hidup normal kembali," pungkasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.