Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tujuh Wilayah di Jawa Barat Ini Rawan Terjadi Pergerakan Tanah

gerakan tanah/tanah longsor merupakan bencana yang paling berbahaya, memakan korban jiwa paling banyak, dan paling membunuh bahkan dibandingkan gempa

Penulis: Teuku Muhammad Guci Syaifudin
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Tujuh Wilayah di Jawa Barat Ini Rawan Terjadi Pergerakan Tanah
TRIBUN JABAR/Bukbis Candra Ismet Bey
Petugas kepolisian menjaga kawasan longsor yang menutupi aliran Sungai Cibintinu di Kampung Cibeureum, Desa Wargaluyu, Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung, Jumat (7/10/2016). Akibat material longsor yang menutupi aliran Sungai Cibintinu bisa berakibat banjir bandang yang mengancam dua desa di kawasan tersebut. TRIBUN JABAR/ Bukbis Candra Ismet Bey 

Laporan Wartawan Tribun Jabar Teuku Muh Guci S

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Badan Geologi mencatat Jabar merupakan wilayah yang rentan terjadi pergerakan tanah.

Setidaknya 87 kejadian pergerakan tanah terjadi di Jabar sejak awal tahun sampai 8 November 2016.

"Dari kejadian pergerakan tanah yang ada di Indonesia sebanyak 174 kejadian, 40 persennya terjadi di Jabar," kata Kepala Badan Geologi, Ego Syahrial, usai meluncurkan buku prakiraan wilayah potensi terjadi gerakan tanah di kantor Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Jalan Dipenogoro, Kota Bandung, Kamis (10/11/2016).

Menurut Ego, gerakan tanah/tanah longsor merupakan bencana yang paling berbahaya, memakan korban jiwa paling banyak, dan paling membunuh dibandingkan erupsi dan gempa bumi dengan skala besar.

Pergerakan tanah,  selalu terjadi terus menerus dan selalu terjadi dengan skala besar.

Berdasarkan catata Badan Geologi dari 2005 sampai 2015, 3011 orang tewas dari 1.667 kejadian pergerakan tanah yang terjadi di Indonesia.

Berita Rekomendasi

"Di Jabar untuk 2016, 76 jiwa meninggal, 28 orang luka-luka, serta lebih dari 1000 bangunan mengalami kerusakan dari 87 kejadian," kata Ego.

Ego mengatakan, pernyataannya tentang Jabar rentan pergerakan tanah bukan tanpa alasan. Menurutnya, Jabar memiliki wilayah yang terdiri lereng-lereng, sifat tanahnya yang sensitif terhadap air.

"Posisi Jabar juga berada di pertemuan tiga lempeng yang terus bergerak setiap harinya sehingga sifat tanahnya gembur sudah pasti tanahnya gembur apalagi pasti mengalami gempa denga skala kecil setiap hari," kata Ego.

Belum lagi, pesatnya pertumbuhan penduduk dan maraknya alih fungsi lahan juga menjadi pemicu pergeseran tanah.

Menurutnya, adanya intervensi manusia terhadap alam juga menjadi penyebab terjadinya pergerakan tanah.

"Gampangnya begini, lihat Kota Bandung yang dialiri belasan sungai, karena pendangkalan dan penyempitan, mulai sering terjadi banjir karena intervensi manusia dan aktivitas manusia yang sangat dominan," ujar Ego.

Berdasarkan hasil pemetaan, kata Ego, sejumlah wilayah di Jabar tercatat memiliki potensi pergerakan yang tinggi.

Hal itu berdasarkan historis dan penelitian yang dilakukan Badan Geologi setiap bulannya.

"Daerah yang rentan bencana itu Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Bogor, dan Kabupaten sukabumi. Pergerakan tanah dominan terjadi di daerah itu," kata Ego. (cis)

Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas