Suratman dan Keluarga Sedih, Terpaksa Tidur di Beranda Rumah
Keluarga Suratman memilih tidur di beranda. Rumahnya di Lempongsari I RT 02 RW 03, Gajahmungkur, Semarang, terdampak longsor.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Galih Permadi
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Keluarga Suratman memilih tidur di beranda. Rumahnya di Lempongsari I RT 02 RW 03, Gajahmungkur, Semarang, terdampak longsor.
Mereka belum berani tidur di dalam lantaran rumah belum dibersihkan dan diperbaiki. Ia khawatir longsor susulan justru akan membahayakan anggota keluarga jika tidur di dalam rumah.
Untuk masak memasak pun, keluarga Suratman lakukan di beranda. Longsoran tanah dan bongkahan batu menimpu bagian belakang rumah Suratman.
"Saya disuruh mengungsi ke balai desa. Tapi saya enggak mau. Eman-eman (sayang, red) meninggalkan rumah. Mending di sini saja," ungkap Suratman.
Lurah Lempongsari sudah mengunjungi keluarga Suratman pada Rabu (16/11/2016) pagi. Anggota TNI dan Polri akan dikerahkan membantu memperbaiki rumahnya.
Sementara PMI akan memberikan bantuan asbes untuk atap rumah Suratman. "Sehingga kami bisa segera menempati rumah," kata dia.
Menantu Suratman, Slamet Muhammad, mengaku untuk aktivitas mandi, cuci, kakus, ia dan keluarga masih menumpang di tetangga.
"Kamar mandi rumah hancur terkena batu besar. Sementara menumpang di tetangga," ujar Slamet.
Seketika Slamet meninggalkan pekerjaannya ketika mendapatkan kabar rumah tertimpa longsor. Ia beruntung putrinya, Nabila Puspitasari, belum pulang dari sekolah.
"Kamar anak saya hancur juga terkena batu besar. Beruntung dia belum pulang sekolah. Kasur dan buku-buku sekolahnya masih di bawah batu besar," imbuh dia.
Tak hanya rumah Suratman saja berada di bawah tebing. Ada sekitar tujuh rumah dalam kondisi serupa. Ada dua rumah berada di atas rumah Suratman.
Slamet mengaku merasa khawatir tinggal di daerah perbukitan. "Khawatir sih khawatir. Tapi mau bagaimana lagi," ungkap Slamet.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.