Bangunan di Pinggir Rel Hendak Digusur, Warga: Kami Siap Mati Jika Kalian Tega
Seorang ibu berteriak-teriak sambil menitikkan air mata dan memohon agar petugas pulang dan menghentikan aktivitas penggusuran itu.
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribun Medan, Nikson Sihombing
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Warga yang mukim di dekat rel kereta api, kelurahan Glugur Darat 2, Medan Timur, Kota Medan, menolak bangunan rumahnya digusur oleh pemerintah setempat, Rabu (23/11/2016).
Penolakan itu mereka tandai dengan spanduk ukuran besar. Mereka juga menolak mengosongkan rumah. Tampak ibu-ibu menghalangi upaya penggusuran itu, dengan menaiki alat berat.
Mereka berteriak-teriak sambil menitikkan air mata dan memohon agar petugas pulang dan menghentikan aktivitas penggusuran itu.
"Rumah kami di pinggir rel. Semua saudara-saudara kami di sini. Kami siap mati jika kalian tega. Ini adalah hujan air mata orang miskin, " seru seorang ibu yang memakai jaket biru dan berdiri di atas eskavator.
Melihat hal itu, seorang Polisi Pamong Praja wanita membujuk ibu itu agar turun dari eskavator. Namun, ibu itu tak mengindahkannya.
Di sebelahnya, tampak juga seorang ibu yang memakai jilbab biru duduk di roda ekskavator. Ibu tersebut menangis dan memohon agar tidak digusur.
"Saya mohon bu dengan sangat. Ibu tinggalkan tempat ini. Saya biar di sini, tetap bertahan. Biar saya mati, anak saya jadi yatim, " katanya.(*)