Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita Juragan Kapal Lepas Tangan Anaknya Hingga Tenggelam di Selayar

Ramli harus melepaskan tangan putranya, Hamza, tenggelam ke dasar air. Mereka berenang terombang-ambing 16 jam lamanya setelah kapal mereka karam.

Editor: Y Gustaman
zoom-in Cerita Juragan Kapal Lepas Tangan Anaknya Hingga Tenggelam di Selayar
Tribun Timur/Muslimin Emba
Ramli (51), salah korban selamat tenggelamnya Kapal Layar Motor Cahaya Putri Abadi di perairan Selayar, tiba di rumahnya di Desa Pao, Tarowang, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Rabu (23/11/2016). TRIBUN TIMUR/MUSLIMIN EMBA 

Laporan Wartawan Tribun Timur, Muslimin Emba

TRIBUNNEWS.COM, TAROWANG - Terombang ambing 16 jam di lautan membuat Ramli (51) tak kuasa terus menggenggam tangan anaknya. Sampai akhirnya keduanya terlepas.

Ramli (51), satu dari sekian korban selamat tenggelamnya Kapal Layar Motor Cahaya Putri Abadi di perairan Selayar, Sulawesi Selatan, beberapa waktu lalu.

Ia sudah kembali ke rumahnya di Desa Pao, Kecamatan Tarowang, Kabuoaten Jeneponto, Rabu (23/11/2016). Ramli masih mengenang detik demi detik perpisahan dengan anaknya itu.

KLM Motor Cahaya Putri Abadi yang mengangkut hewan ternak berlayar dari Mbai, Nusa Tenggara Timur, tujuan Kabupaten Jeneponto. Memasuki perairan Lambegu, Selayar, kapal yang dinakhodai Ramli oleng.

"Saya juga heran, padahal waktu start semuanya sehat-sehat, tidak ada yang bocor. Tiba-tiba lebih banyak air masuk dari pada air yang keluar di pembuangan," ceritas Ramli.

Baca: Korban Selamat Tenggelamnya KLM Cahaya Putri Abadi Dipulangkan ke Jeneponto

Baca: Ramli Saksikan Asri Karam Bersama Kapal Pengangkut Ternak

Kapal yang oleng membuat Ramli dan sembilan ABK dan penumpang lainnya panik. Menjelang kapal karam Ramli berteriak dan meminta semua orang melompat ke luar kapal.

Berita Rekomendasi

ABK Nasir bernasib malang. Ia yang berada di dalam badan kapal terjebak dan membuatnya ikut hanyut ke dasar air.

Tersisa sembilan orang, Ramli, Edi (29), Asrul (18), Wawan (18), Baddu (53) Azis alias Sisi (18), Hamzah (28) Andi Patiori (24) dan Salam. Mereka berjuang melawan kerasnya ombak di lautan.

Mereka berenang menggunakan jeriken, bambu dan papan. Ramli bersama delapan lainnya terus mengayuhkan kaki dan tangannya sembari berharap pertolongan.

"Kurang dari satu jam berenang, Salam yang saya kasih jeriken sama bambu, tidak tahu kenapa tiba-tiba dia lepas saya lihat dan tenggelam," cerita Ramli.

Tiga jam berlalu giliran Andi Pattiroi yang ikut hanyut tenggelam.

"Andi Pattiroi bergerak kalau ditarik tapi dia lepas, karena kita semua juga sudah kewalahan dan capek," sambung Ramli.

Kini tersisa tujuh orang yang terombang-ambing di lautan. Ramli bersama keenam yang masih bertahan sudah lelah tapi tidak patah arang.

Terlihat cahaya lampu, Ramli bersama enam lainnya kemudian terus berenang menuju cahaya tersebut. Nasib malang dialami anak Ramli, Hamza.

Hamza tergigit ikan yang tidak diketahui jenisnya. Karena menderita luka akibat gigitan ikan perlahan ia mulai loyo.

Ramli yang melihat kondisi sang anak terus memegang perutnya yang luka pun dibuat cemas dan sedih. "Kena gigit ikan," itu kata terakhir Hamza yang didengar Ramli.

Tak lama kemudian Hamza sudah tidak bernyawa. Ramli sempat memeriksa nafas Hamza lewat hidungnya tapi sudah tak ada.

"Jadi terpaksa kulepas juga tangannya," Ramli mengenang akhir perjumpaan dengan anaknya.

Ia mengenang Hamzah merupakan penolong semua korban. Dia yang paling kuat berenang dan  mendorong semua orang ke permukaan jika ada yang mau tenggelam.

Akhirnya tersisa enam orang. Ramli bersama kelima penyintas lainnya mendekati cahaya lampu yang dilihatnya sudah dari jauh. Cahaya lampu tersebut merupakan kapal nelayan.

Nelayan yang mendengar teriakan Ramli bergegas melemparkan gabus sebagai pelampung untuk menyelamatkan keenamnya.

Ramli, Edi, Asrul, Wawan, Baddu dan Azis alias Sisi selamat setelah terombang ambing selama 16 jam di tengah lautan.

"Mulai dari jam 12 siang sampai empat Subuh saya berenang. Jam tiga Subuh Hamza saya lepas," kata Ramli.

KLM Cahaya Putri Abadi mengakut dua unit motor, 15 ekor kerbau, 40 ekor sapi, 15 ekor kuda dan 40 ekor kambing. Semua muatan itu tenggelam bersama bangkai kapal.

Hingga saat ini kebaradaan bangkai kapal belum diketahui, empat koban yang dinyatakan hilang yaitu, Salam, Nasir, Andi Patiroi dan Hamza juga belum ditemukan.

Sumber: Tribun Timur
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas