Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Masyarakat 13 Desa di Sumut Ancam Pindah ke Provinsi Riau

Masyarakat dari 13 desa yang berdomisili di Kecamatan Hutaraja Tinggi mengancam akan pindah kependudukan dari Provinsi Sumut ke Provinsi Riau.

Penulis: Array Anarcho
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Masyarakat 13 Desa di Sumut Ancam Pindah ke Provinsi Riau
Tribun Medan/Array A Argus
Perwakilan masyarakat dari 13 desa di Kecamatan Hutaraja Tinggi (Huragi) dan Kecamatan Batang Lubu Sutam (Batam), Kabupaten Padang Lawas (Palas), Sumatera Utara saat mendatangi DPRD Sumut meminta perbaikan jalan. Jika fasilitas infrastruktur di desanya tidak diperbaiki, mereka mengancam akan pindah kependudukan ke Provinsi Riau, Kamis (24/11/2016). TRIBUN MEDAN/ARRAY A ARGUS 

Laporan Wartawan Tribun Medan, Array A Argus

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Masyarakat dari 13 desa yang berdomisili di Kecamatan Hutaraja Tinggi (Huragi) dan Kecamatan Batang Lubu Sutam (Batam), Kabupaten Padang Lawas (Palas), Sumatera Utara mengancam akan pindah kependudukan dari Provinsi Sumut ke Provinsi Riau.

Pasalnya, masyarakat di 13 desa ini merasa tidak diperhatikan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.

"Sudah sejak zaman kemerdekaan, infrastruktur yang menghubungkan desa kami rusak parah. Apalagi, jalan yang rusak parah ini adalah jalan lintas antar provinsi," kata Rabiul Siregar, perwakilan masyarakat di 13 desa tersebut, Kamis (24/11/2016) saat menggelar aksi di Kantor DPRD Sumut.

Menurut Rabiul, kondisi ini jelas sangat merugikan ke 13 desa tersebut.

13 desa yang mengancam pindah ke Riau masing-masing Desa Sigala-gala, Tanjung Ale, Simangambat, Pirtrans 1A, Pirtrans 1B, Papaso, Rombayan, Muara Tige, Sialambue, Gunung Manaon, Gunung Intan, Pagaran Beringin dan Desa Sibodak,

"Kami sudah berulangkali menyampaikan persoalan ini kepada Pemkab Palas. Tapi hasilnya, sampai sekarang jalanan di desa kami belum juga diperbaiki," ujarnya.

BERITA TERKAIT

Ia mengatakan, rusaknya jalan di 13 desa itu menghambat aktivitas masyarakat. Terlebih, bagi mereka yang berprofesi sebagai pedagang yang kerap memasarkan dagangannya ke kota-kota.

"PAD di Palas itu cukup besar dari sisi pertanian sawitnya. Tapi kenapa, untuk masalah infrastrukrur saja tidak bisa diperbaiki. Ini kan aneh," kata Rabiul bersama rekan-rekannya yang kebetulan kuliah di Kota Medan. (ray/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas