Masyarakat Pinggir Rel Ancam Tidur di Balai Kota Medan
Warga Glugur, Medan Barat, yang bermukim di pinggir rel berencana tidur dan menginap di Balai Kota Medan jika pemerintah tak memberikan solusi.
Penulis: Array Anarcho
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Medan, Array A Argus
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Warga Glugur, Medan Barat, yang bermukim di pinggir rel berencana tidur dan menginap di Balai Kota Medan jika pemerintah tak memberikan solusi.
Mereka menuntut Wali Kota Medan T Dzulmi Eldin memberikan solusi terkait penertiban yang dilakukan PT Kereta Api Indonesia terhadap rumah warga di bantaran rel. Masyarakat mengancam menginap berhari-hari hingga tuntutannya terpenuhi.
"Kalau sudah rumah dihancurkan, enggak ada tempat tinggal, ya kami menginap saja di balai kota. Mau buat apalagi," kata Ketua Forum Komunitas Masyarakat Pinggir Rel (FK-MPR), J Naibaho, di depan Balai Kota Medan, Kamis (24/11/2016).
Ia mengatakan sampai saat ini sudah ada puluhan rumah yang diratakan. Mereka bingung mau pindah, karena tak memiliki uang untuk menyewa rumah.
"Uang tali asih itu enggak kami terima. Sampai manalah uang itu. Jangan apa-apa, pakai uang saja," sambung Naibaho.
Ia berharap Pemkot Medan bisa memberikan solusi terhadap penertiban ini. Sebab, satu-satunya harta yang mereka miliki hanyalah rumah yang ada di bantaran rel.
"Mau bagaimana lagi kami bilang. Mungkin inilah hukum di Indonesia. Berpihak kepada yang punya uang," Naibaho menambahkan.