Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jimat Penglaris di Lokalisasi Bawah Jembatan By Pass, Sekali Kena Bisa Gila

Sejumlah warga yang menyaksikan pembongkaran itu dengan agak malu-malu mengaku dirinya memang sempat ketagihan datang ke tempat satu ini.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Jimat Penglaris di Lokalisasi Bawah Jembatan By Pass, Sekali Kena Bisa Gila
Tribun Bali/I Nyoman Mahayasa
Penertiban tempat prostitusi oleh tim gabungan yang dikordinir oleh Satpol PP Kota Denpasar di Jalan By Pass Ngurah Rai Kesiman, Kertalangu, Denpasar, Jumat (25/11/2016). TRIBUN BALI/I NYOMAN MAHAYASA 

TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Sejumlah petugas menemukan sebuah dompet yang diduga milik pekerja seks komersial (PSK) saat mengosongkan isi kamar-kamar yang dijadikan praktik prostitusi di bawah jembatan Jalan By Pass Ngurah Rai, Kesiman Kertalangu, Denpasar Timur, Bali.

Dompet berbau amis berwarna hitam itu didapatkan di bawah kasur.

Begitu dibuka, terlihat sebuah benda yang disebut-sebut jimat penglaris.

"Ini nih senjata mereka. Ini namanya penglaris. Ini yang buat lelaki ketagihan ke sini. Sekali kena bisa buduh (gila)," ucap seorang petugas lapangan dari DKP Kota Denpasar, yang turut membantu membongkar lokalisasi itu.

Sementara itu, sejumlah warga yang menyaksikan pembongkaran itu dengan agak malu-malu mengaku dirinya memang sempat ketagihan datang ke tempat satu ini.

Selain menemukan jimat penglaris, saat pembongkaran juga terlihat bungkus alat kontrasepsi berserakan di sekitar lokasi tersebut.

Menurut seorang penghuninya, lokalisasi ini dikelola oleh perempuan yang bernama Emi.

BERITA TERKAIT

Kemarin, Emi tidak datang pada waktu pembongkaran.

Namun, anak Emi yang sempat menyaksikan pembongkaran itu tampak meneteskan air matanya.

Ia seakan tidak terima bisnis keluarganya diobrak-abrik oleh petugas.

Saat diwaancara, perempuan berusia sekitar 30-an tahun ini mengakui bisnis itu adalah prostitusi.

"Iya. Yang datang campuran, ada anak muda, ada orang tua. Ah, jangan nanya-nanya lagi!" ujar perempuan yang mengaku bernama Meyling itu kepada Tribun Bali (Tribunnews.com Network).

Kawasan ini rupanya sudah menjadi lokalisasi sejak lebih dari enam tahun silam.

Awalnya, pemilik tanah pesimistis lahan seluas 15 are miliknya laku disewakan mengingat lokasinya yang kurang strategis.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas