Warga Serbu Bangkai Paus yang Terdampar, Dagingnya untuk Obat Gatal dan Penyakit Kulit
Paus berdiameter dua meter tersebut sudah mati dengan kondisi kulit terkelupas, membusuk dan berbau amis.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, AMLAPURA - Pesisir pantai di Banjar Dinas Yeh Kali, Desa Seraya Tengah, Kecamatan/Kabupaten Karangasem, Bali ramai dikunjungi warga, Jumat (25/11/2016) pukul 18.00 Wita.
Mereka datang melihat dan mencari daging bangkai paus yang terdampar di pesisir pantai.
Paus berdiameter dua meter tersebut sudah mati dengan kondisi kulit terkelupas, membusuk dan berbau amis.
Diduga paus sepanjang 10 meter sudah mati sejak dua pekan lalu akibat gelombang besar, sehingga bangkai paus terdampar.
I Ketut Landuh menemukan paus tersebut di tengah laut.
Warga asal Seraya Tengah ini mengira bangkai paus kayu besar.
Bangkai tersebut sempat diburu dan setelah didekati ternyata paus putih kehitaman sudah mati.
Landuh pun memberitahu warga.
"Kaget pas menemukan. Baunya amis, mungkin sudah lama mati. Ukuran paus cukup besar. Warga terus berdatangan mencari dagingnya," kata Landuh.
Warga yang akan mencari daging paus membawa gergaji, kapak, dan sabit.
Menurut I Nengah Karang, daging paus bisa dibuat minyak untuk obat gatal-gatal, kusta, dan penyakit kulit lainnya.
Sebagian warga memburu tulang, mata, dan ekor paus untuk dijadikan kenangan.
Rencananya, bangkai paus akan dibawa ke tengah laut lagi.
Dikhawatirkan bau amis paus menyebar ke pemukiman.
Apalagi kondisi paus sudah robek akibat diiris-iris warga.
Sebelum dibawa ke laut warga kemungkinan menghaturkan banten dulu.
Sebelumnya, menurut Karang, pernah ada bangkai paus terdampar di Desa Seraya tahun lalu.
Namun ukuran bangkai paus sekarang lebih besar.
Dagingnya juga diiris-iris warga untuk obat kulit.
"Dulu ramai warga yang datang. Sampai dari luar desa (Seraya)," kata Karang.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.