Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sering Bertemu Buaya Saat Mancing dan Merasa Dekat, Siangkuri Justru Dimakan

Bahkan semasa hidupnya, korban, Almarhum Sangkuriang alias Siangkuri alias Biel, sering kali bertemu dengan buaya itu, saat akan memancing dan menjala

Editor: Wahid Nurdin
zoom-in Sering Bertemu Buaya Saat Mancing dan Merasa Dekat, Siangkuri Justru Dimakan
Bangkapos.com/Feri Laskari
Buaya sepanjang 4 meter, lebar 63 cm, berat sekitar 350 kg, tangkapan pawang Mang Syarif dipajang di plataran lapangan bola Desa Kimak Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka, Minggu (27/11/2016) malam. 

Laporan Wartawan Bangka Pos, Fery Laskari

TRIBUNNEWS.COM, BANGKA - Buaya tangkapan pawang Mang Syarif di Sungai Lubuk Bunter Desa Kimak Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka, disebut warga dengan nama Si Hitam.

Kemunculannya di Sungai Lubuk Bunter Kimak, bukanlah hal aneh bagi warga setempat.

Bahkan semasa hidupnya, korban, Almarhum Sangkuriang alias Siangkuri alias Biel, sering kali bertemu dengan buaya itu, saat akan memancing dan menjala ikan.

"Warga kami di Desa Kimak, khususnya yang biasa mancing atau menjala ikan di Sungai Bunter sudah sering melihat penampakan buaya ini. Warga menyebut buaya itu 'Si Hitam' karena warnanya memang lebih kehitam-hitaman," kata Kadus III Desa Kimak, Jawir (38) kepada bangkapos.com (Tribunnews.com), Minggu (27/11/2016) malam.

"Begitu juga almarhum (Sangkuriang alias Siankuri alias Biel) sering bertemu dengan Si Hitam saat akan memancing atau menjala ikan di sungai itu," tambah Jawir.

Jawir menceritakan pengalaman saat korban baru saja akan turun mencari ikan di sungai, buaya sedang berjemur di atas pasir tepi sungai.

Berita Rekomendasi

"Nah, almarhum biasanya bilang..huss, Hitam, hayo sana berendamlah ke air, nanti kamu semakin hitam," kata Jawir, meniru ucapan Sangkuriang pada buaya ini.

Begitu juga ketika buaya itu sedang mengapung di permukaan air tepi sungai, korban juga menurut Jawir, berucap

"Huss..Hitam, naik lah ke darat, nanti kamu kedinginan," kata Jawir, masih meniru ucapan korban semasa hidupnya.

Inti cerita Jawir menunjukkan bahwa antara korban dan buaya itu sebenarnya sudah saling mengenal.

Kemunculan 'Si Hitam' bukan sesuatu yang aneh lagi bagi korban.

"Tapi entah bagaimana, mungkin ini suratan Yang Maha Kuasa, sehingga terjadi musibah seperti ini," kata Jawir.

Tapi kata Jawir, karena buaya sering menampakkan diri, sejumlah pemancing atau pekerja tambang (TI) merasa terganggu.

Tak sedikit dari mereka, terpaksa melempar buaya itu agar menjauh.

"Karena buaya sering muncul, pemancing dan pekerja TI, takut. Ada diantara mereka yang melempar buaya agar menjauh karena takut atas kemunculan hewan ganas ini," kata Jawir.(*)

Sumber: Bangka Pos
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas