APPI Sosialisasikan Gerakan Hidup Masyarakat Sehat Sampai ke Pelosok
Dengan gerakan yang berkomitmen dan konsisten diharapkan dalam waktu yang relatif singkat segera akan menyentuh sampai keseluruh pelosok tanah air.
Penulis: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) merupakan sebuah kampanye budaya hidup sehat, berupa gerakan yang mengajak serta memotivasi agar masyarakat terlibat aktif untuk selain memiliki kebiasaan dan perilaku hidup yang sehat diharapkan mampu mewujudkan budaya hidup sehat secara konsisten dalam mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan di Indonesia sebagaimana tertuang dalam UU 39 tahun 2009 tentang Kesehatan.
Demikian dikemukakan Ketua Umum APPI (Aliansi Pita Putih Indonesia) Dr. Giwo Rubianto Wiyogo dalam sambutannya pada lokakarya Germas di Padang Sumatera Barat.
"APPI sebagai organisasi yang memiliki cabang di 27 Provinsi diharapkan mampu menjadi kekuatan inti dari langkah yang mengedepankan upaya preventif dan promotif kepada masyarakat untuk membiasakan, berperilaku dan berbudaya sehat," kata Giwo Rubianto.
Dengan upaya preventif dan promotif ini, APPI berharap bahwa setiap ibu-ibu mampu mengajak anak anak, suami bahkan seluruh keluarganya untuk memiliki kepedulian terhadap kesehatan diri, keluarga dan masyarakat agar dapat memberikan kontribusi dalam penurunan angka kematian ibu dan juga pembangunan.
"Dengan Gerakan Masyarakat yang serentak mulai dari pusat sampai keseluruh pelosok nusantara yang dikumandangkan serentak oleh seluruh media baik cetak maupun elektronik, pastilah akan memberikan dampak multiplier yang signifikan. Mulai dari keluarga, lingkungan masyarakat, sekolah sekolah mulai dari PAUD sampai Perguruan Tinggi, Instansi pemerintah, swasta pokoknya semua warga negara," kata Giwo.
Dijelaskan dengan gerakan yang berkomitmen dan konsisten diharapkan dalam waktu yang relatif singkat segera akan menyentuh sampai keseluruh pelosok tanah air.
"Germas ingin mengajak dan memotivasi kepada kita semua untuk peningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap kita demi terwujudnya kehidupan yang sehat sebagai modal utama bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif dan kompetitif," katanya.
Data penting yang harus diungkapkan ke publik mengapa Germas ini penting adalah bahwa :Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, mengungkapkan sebanyak 26,1% jumlah penduduk Indonesia kurang aktifitas fisik dan sebanyak 93,5% penduduk di atas usia 10 tahun kurang konsumsi buah dan sayur.
Atas dasar pemikiran tersebut diatas, APPI mengajak semua perempuan Indonesia untuk turut serta berperan aktif mensukseskan Germas dengan tiga indikator yakni, meningkatkan aktifitas fisik setiap hari, konsumsi buah dan sayur dan periksa kesehatan secara berkala tanpa harus menunggu sakit dulu.
"Artinya lebih baik mencegah daripada mengobati," katanya.
Mengingat pentingnya Gerakan Masyarakat ini, kata dia, maka tak boleh ditunda tunda lagi dengan alasan apapun.
"Jadi dimanapun, kapanpun dan dalam keadaan apapun maka Germas harus terus dikampanyekan, dibicarakan, didiskusikan dan diaplikasikan, secara bertahap,berlanjut, berkesinambungan dan konsisten oleh setiap individu, keluarga dan semua lapisan masyarakat," katanya.
Dalam mensukseskan Germas tahun 2016, APPI bersama perempuan Indonesia akan menggalang kampanye secara masif kepada masyarakat.
APPI juga telah menyelenggarakan Lokakarya Gerakan Masyarakat Hidup Sehat dan Keluarga Sehat di Kota Bandung pada bulan September 2016 kemarin yang diikuti oleh 100 peserta dikuti dengan penandatanganan komitmen bersama untuk mendukung Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat.
Pada jangka menengah, kita mengharapkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat ini dapat mencapai 4 target antara lain pertama dapat menurunkan beban penyakit menular dan penyakit tidak menular, baik kematian maupun kecacatan.
Kedua, Germas diharapkan dapat menghindarkan terjadinya penurunan produktivitas penduduk.
Ketiga, kegiatan Germas dapat menurunkan beban pembiyaan pelayanan kesehatan karena meningkatnya penyakit dan keempat dapat menghindarkan peningkatan beban finansial penduduk untuk pengeluaran kesehatan (khusunya obat-obatan).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.