Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Penanganan Banjir di Samarinda Butuh Waktu 25 Tahun

setiap tahunnya dapat menangani dua titik banjir. Artinya 25 tahun lagi banjir di Samarinda akan tuntas.

Editor: Sugiyarto
zoom-in Penanganan Banjir di Samarinda Butuh Waktu 25 Tahun
Kontributor Malang, Andi Hartik
ilustrasi 

Laporan wartawan tribunkaltim.co, Christoper D

TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA - Kepala Bidang (Kabid) Penanggulangan Banjir, Dinas Bina Marga dan Pengairan (DBMP) Pemkot Samarinda, Desy Damayanti menuturkan, selama dua tahun menjabat sebagai kabid penanggulangan banjir, dirinya mengaku selalu was-was dan khawatir jika turun hujan.

Bahkan, walaupun terjadi malam hari, dirinya selalu keluar rumah untuk melihat intensitas curah hujan yang terjadi.

Kekhawatiran tersebut semakin menjadi jadi, saat hujan terjadi pada malam hari, pasalnya tidak jarang ketika hujan deras terjadi pada malam hari, listrik juga ikut padam.

"Kalau siang hari saya yakin warga Samarinda sudah sangat paham, dan sudah hafal jalur mana saja yang tergenang air, kalau malam hari itu yang saya takutkan, biasanya mendadakan listrik juga akan padam," ungkapnya saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (29/11).

Selain itu, setiap kali hujan turun dengan intesitas lebat, dirinya pasti menyempatkan diri untuk berkeliling Samarinda, untuk melihat titik banjir maupun mengecek sejumlah drainase, serta melakukan pendataan terhadap sejumlah potensi daerah yang dapat menjadi titik banjir baru.

"Cukup stres ya, tapi ini harus dituntaskan dan diselesaikan. Saya kalau ada hujan atau saat genangan air mulai meninggi, saya pasti keliling kota, yang jelas setiap kali hujan, saya pasti keluar rumah," tuturnya.

Berita Rekomendasi

Lanjut dia menjelaskan, dari data master plan banjir yang ada, dari 50 titik banjir yang ada, tahun ini sudah terselesaikan dua titik, jadi saat ini jumlah titik banjir terdapat 48 titik.

Pihaknya pun menargetkan, setiap tahunnya dapat menangani dua titik banjir. Artinya 25 tahun lagi banjir di Samarinda akan tuntas.

"Hingga saat ini tidak ada titik banjir yang baru, bahkan kejadian kemarin (28/11) tidak membuat adanya titik yang baru."

"Kami realistis dengan kondisi anggaran yang ada, jadi kami target setiap tahunnya dapat menyelesaikan dua titik banjir, untung-untung kalau bisa lebih," harapnya.

Hingga saat ini, Pemkot Samarinda dalam penanggulangan banjir, masih mengandalkan program normalisasi drainase, pemanfaatan polder dan bendungan pengendali (bendali) hingga melakukan normalisasi terhadap sungai karang mumus (SKM).

Selain itu, dirinya mengungkapkan, kejadian pada hari senin (29/11) kemarin, bukanlah masuk dalam klasifikasi banjir, melainkan hanya genangan air saja, pasalnya setelah hujan reda, genangan air dengan cepat surut, bahkan kurang dari dua jam, genangan telah surut.

Bahkan, titik terparah yakni di jalan DI Panjaitan, menurutnya juga cepat surut, setelah hujan berhenti turun.

"Persepsi banjir ini memang perlu di luruskan, karena banjir itu terjadi jika saat hujan turun, lalu genangan air tidak surut dalam kurun waktu lebih dari dua jam, kalau kemarin itu, hujan reda, genangan pun surut," urainya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas