Pencarian Korban Libatkan Enam Pesawat
Kusnadi yang ditugasi untuk menerima komunikasi Radio SSB langsung menyampaikan kepada BPBD Malinau.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, MALINAU -- Dengan penambahan Helikopter MI17 dari Semarang, maka proses pencarian dan evakuasi korban Helikopter HA 5166 ini menjadi enam buah pesawat, yakni Pelita Air Service AT 802, Susi Air C 208, Helikopter NAS 332 Super Puma, Pesawat CN 235, Cassa AL/U 622 dan terakhir Helikopter MI17 milik TNI AD.
Di lain pihak, Sekretaris Desa Long Sulit Kusnadi mengungkap, melalui Radio SSB ia menerima laporan dari warganya di Long Sulit yang turut dalam pencarian korban hilang bahwa tim evakuasi meminta bantuan pengiriman beberapa perlengkapan yang dibutuhkan.
Setelah mendapat laporan tersebut, Kusnadi yang ditugasi untuk menerima komunikasi Radio SSB langsung menyampaikan kepada BPBD Malinau.
"Kebetulan di rumah saya di Desa Lidung Keminci di Kecamatan Mentarang tersedia Radio SSB. Jadi saya memonitor dari rumah saya saja. Jadi, tim evakuasi di lokasi kejadian meminta kepada saya untuk menyampaikan kepada BPBD untuk mengirimkan kantung plastik, sarung tangan dan kapak. Saya pun langsung meneruskan permintaan tersebut kepada BPBD," ujarnya saat dihubungi melalui telepon selularnya, pada Senin (28/11/2011).
Selain itu, Kusnadi menyatakan, lokasi evakuasi helikopter jenis Bell 412-EP dengan nomor register HA 5166 tersebut cukup jauh dari Desa Long Sulit, Kecamatan Mentarang Hulu. Setidaknya, tim evakuasi harus berjalan kaki selama kurang lebih 2 hari untuk sampai di lokasi kejadian. Beberapa bukit dan sungai bisa dijadikan jalur perjalanan untuk menuju kesana.
"Untungnya saja, tim evakuasi menggunaka helikopter menuju lokasi kejadian. Kalau berjalan kaki, bisa sampai dua hari. Sebab, lokasi kejadian berada di antara Bukit Laga Feratu dengan Bukit Tudal Mebulo. Bisa juga kita menggunakan jalur sungai dengan melewati Sungai Tebangau. Selain itu, kalau sudah di Long Sulit, tidak bisa kita menggunakan telepon seluler. Sebab, sinyal belum masuk sampai di sana. Kita hanya bisa berkomunikasi dengan Radio SSB saja," jelas pria yang juga pernah menuju lokasi tersebut.
Sebagai pria yang lahir dan besar di Desa Long Sulit, Kusnadi mengungkapkan, telah mengenal lokasi hutan tempat helikopter tersebut hilang kontak. Bahkan, ia bersama beberapa rekannya pernah juga melakukan pencarian gaharu dan berburu di sekitar lokasi pencarian.
Untuk memastikan perlengkapan tersebut dengan cepat, Kusnadi akan membawanya sendiri ke Desa Long Sulit.
Sesuai informasi yang didapat awak Tribun, Helikopter jenis Bell 412-EP dengan nomor register HA 5166 yang hilang kontak tersebut pernah melakukan pendaratan darurat di Desa Long Sulit, pada akhir tahun 2013 lalu. (tribun kaltim/ink)