Muspida Kota Bandung Tak Hadir saat Peringatan Hari Lahir Dewi Sartika
Keluarga besar Dewi Sartika memperingati hari lahirnya Raden Dewi Sartika di SMP Dewi Sartika, Jalan Kautamaan Istri, Kelurahan Balonggede.
Penulis: Teuku Muhammad Guci Syaifudin
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Teuku Muh Guci S
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Keluarga besar Dewi Sartika memperingati hari lahirnya Raden Dewi Sartika di SMP Dewi Sartika, Jalan Kautamaan Istri, Kelurahan Balonggede, Kecamatan Regol, Kota Bandung, Minggu (4/12/2016) pagi.
Pahlawan asal Kota Bandung itu lahir tepat pada 4 Desember 1884.
Tak hanya keluarga besar Dewi Sartika, anggota DPR RI Popong Otje Djundjunan dan Legiun Veteran Republik Indonesia pun hadir dalam acara tersebut.
Namun tak satupun unsur muspida Kota Bandung dan Provinsi Jabar hadir dalam acara tersebut.
Ketidakberadaan pimpinan Pemerintah Kota Bandung dan Pemerintah Provinsi Jabar pun sempat dikritisi anggota DPR yang akrab disapa Ceu Popong.
Sebab Dewi Sartika merupakan pahlawan yang berjuang di bidang pendidikan dan emansipasi wanita asli Jabar.
"Mungkin, mereka sedang ada tugas di tempat lain sehingga secara manajemen menugaskan kabid (Dinas Pemuda dan Olah Raga Bandung)," kata Ceu Popong.
Sebelumnya Ceu Popong dan para veteran sempat melakukan ziarah ke makam Dewi Sartika di Pemakaman Karanganyar, Jalan Otista, Kota Bandung.
Para peziarah juga menaburkan bunga dan memasang karangan bunga.
Berdasarkan riwayat yang diterima Tribun Jabar (Tribunnews.com Network), Dewi Sartika merupakan anak kedua dari pasangan Raden Rangga Somanagara dengan Raden Ayu Rajapermas.
Pada waktu Dewi Sartika lahir, ayahnya menjabat sebagai Patih Afdeling Mangunreja yang sekarang Kabupaten Tasikmalaya.
Pada 1891 ayahnya dimutasi ke Bandung dan menjadi patih yang membantu pemerintah Bupati Bandung, RA Kusumadilaga.
Dewi Sartika yang waktu itu berusia tujuh tahun disekolahkan d Eerste School, sekolah khusus anak keturunan Belanda, Indo-Belanda, dan kalangan ningrat.