Premium Langka di Kabupaten Sabu Raijua, Harga Tembus Rp 50 Ribu per Liter
Hampir sebulan bahan bakar minyak jenis premium di Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur, nyaris sulit ditemukan.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Pos Kupang, Julianus Akoit
TRIBUNNEWS.COM, OELAMASI - Hampir sebulan bahan bakar minyak jenis premium di Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur, nyaris sulit ditemukan.
"Kalau kapal masuk antar minyak dari Kupang cuma beberapa jam saja sudah habis," keluh Ama Lodo saat dihubungi Pos Kupang, Kamis (8/12/2016) siang.
Kamis pagi ada kapal BBM masuk dan sekitar 500 sepeda motor mengantre di Pangkalan Agen Premium dan Minyak Solar (APMS) di Kota Seba tepatnya di Roboaba arah Menia.
"Itu pun kami harus beli kupon seharga Rp 30 ribu. Satu kupon hanya untuk dapat 2 liter bensin. Antre sampai berjam-jam. Kami terlambat masuk kantor karena pangkalan APMS buka pagi," imbuh dia.
Penjelasan senada disampaikan Nona Riwu. Pendamping program sebuah LSM asal Kupang ini mengaku sudah bertugas hampir satu tahun di Sabu.
"Kalau beli bensin di sini takarannya di kemasan botol air mineral setara 1,5 liter. Jika lagi langka, harganya bisa Rp 30 ribu hingga Rp 50 ribu per botol," ungkap Riwu.
Selundupan
Ia mengaku sering menyelundupkan bensin dan minyak tanah dari Kota Kupang, bila pulang berlibur atau karena tugas rapat di kantornya di Kupang.
"Saya biasa bawa dua jeriken setara 5 liter per jeriken. Sisanya saya isi 3 liter dalam jeriken kecil dan simpan di bagasi motor Honda Scoopy. Kebetulan bagasi motor ini cukup besar, bisa untuk simpan helm atau jeriken minyak ukuran 3 liter," imbuh dia.
Minyaknya itu dia amankan dan 'ditabung' di sebuah jeriken besar lalu disimpan di sudut kamar mandi di kosnya. Saat musim hujan dan susah bensin, baru bensin tabungannya itu ia pakai.
"Orang bilang itu penimbunan BBM. Bisa ditangkap aparat Pol PP. Tapi mau bagaimana? Semua orang di Sabu sudah biasa buat begitu. Apalagi kerja saya di LSM berkeliling tiap desa dan kecamatan binaan saya. Bensin jadi pacar kedua saya," ceritanya sambil terbahak.
Yetet Penu, salah satu guru di Sabu, membuat status di akun Facebooknya, menceritakan kelangkaan bensin di Seba, Pulau Sabu, Kamis (8/12/2016).
"Bensin di Pulau Sabu makin sulit didapat. Ini antri bensin selama 2 jam cuma dapat 2 liter," tulis Yetet, seraya melampirkan foto ratusan sepeda motor sedang antre.
Status Yetet Penu di Facebok juga mendapat tanggapan dari beberapa warga Sabu. Di antaranya dari Frans Lae, Ibu Sarce Pelo dan Magdalena Dairo. Umumnya mereka mengeluhkan kelangkaan bensin di Sabu.
"Kalau dapat banyak, bagi beta kaka Yetet," tulis Frans Lae.
Sementara Ibu Sarce Pelo mengungkapkan justru kelangkaan bensin di Sabu Raijua sudah langka sejak 2 bulan terakhir. Ia membuat akronim BBM artinya Benar-Benar Mati.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.