Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dua Srikandi Unpar Beruntung Dapat Mendaki Vinson Massif yang Terkenal Ekstrem

Tak semua orang bisa mendaki ke Vinson Massif, gunung di Antartika yang termasuk dalam tujuh puncak dunia. Begini alasannya.

Penulis: Teuku Muhammad Guci Syaifudin
Editor: Y Gustaman
zoom-in Dua Srikandi Unpar Beruntung Dapat Mendaki Vinson Massif yang Terkenal Ekstrem
Tribun Jabar/Teuku Muh Guci S
Dua srikandi Universitas Parahyangan, Fransiska Dimitri Inkiriwang (23) dan Mathilda Dwi Lestari (23) digadang-gadang sebagai wanita pertama asal Indonesia yang menaklukkan Gunung Vinson Massif di Antartika akhir Desember 2016. TRIBUN JABAR/TEUKU MUH GUCI S 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Teuku Muh Guci S

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG – Fransiska Dimitri Inkiriwang (23) dan Mathilda Dwi Lestari (23) bakal tercatat sebagai wanita Indonesia pertama yang menaklukan Gunung Vinson Massif.

Gunung tersebut merupakan rangkaian petualangan kedua srikandi Universitas Parahyangan yang bertajuk The Women of Indonesia's Seven Summits Expedition Unpar (Wissemu).




Tak mudah mendaki Vinson Massif, terutama bagi wanita. Situasi dan kondisi gunung setinggi 4.892 mdpl itu berbeda dengan gunung lainnya.

Dimitri mengakui hal tersebut ketika memberikan keterangan kepada wartawan sebelum upacara pelepasan di kampusnya, Senin (19/12/2016).

“Setiap gunung pasti ada hal yang berbeda, Gunung di Antartika ini memiliki cuaca ekstrem, suhunya juga lebih dingin,” kata Dimitri.

Suhu Vinson Massif bisa mencapai -40 derajat celcius. Suhu tersebut paling rendah jika di wilayah Antartika sedang mengalami musim panas.

BERITA TERKAIT

Salju hampir menutupi seluruh wilayah Antartika sehingga kondisinya berbeda dengan gunung yang ada di wilayah tropis.

“Kalau musim dingin, badai akan selalu terjadi, kalau musim panas, badai tetap ada tapi tidak terlalu sering,” kata Dimitri.

Tak hanya cuaca dan suhu yang harus dihadapi kedua dara kelahiran Jakarta ini. Masing-masing harus menanggung beban peralatan dan logistik pendakian seberat 50 kilogram untuk menuju puncak.

“Beban 25 kilogram di punggung kami dan 25 kilogram kami bawa dengan alat bernama slade dengan cara ditarik. Alat itu dipasang dipinggang,” beber dia.

Perjalanan selama mendaki Vinson Massif tak bisa menggunakan jasa lantaran kehadiran manusia di gunung tersebut dibatasi.

“Antartika merupakan wilayah steril. Setiap tahunnya hanya sedikit orang yang bisa mendapatkan izin masuk ke Antartika, baik mau meneliti, wisata, maupun mendaki,” ujar Dimitri.

Rencananya Dimitri dan Lestari akan berangkat dari Terminal 2 Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada 21 Desember 2016 pukul 00.01 WIB. Mereka akan sampai di Santiago, Chile, pada tanggal yang sama pukul 01.05 waktu setempat.

Tim akan bermalam selama lima hari sebelum melanjutkan perjalanan ke Punta Arenas (26 Desember 2016) yang merupakan kota terakhir sebelum pendakian dimulai.

Pendakian akan dimulai dari Vinson base camp pada 1 Januari 2017. Keduanya diperkirakan mencapai puncak pada 4 Januari 2017 dan akan kembali ke Punta Arenas pada 7 Januari 2017.

Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas