Daging Ayam Suntik dan Sapi Gelonggongan Masih Beredar di Pasar Tradisional Klaten
Dalam sidak tersebut, petugas menemukan pedagang daging ayam yang telah disuntik atau direndam air.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Jogja, Angga Purnama
TRIBUNNEWS.COM, KLATEN - Menjelang akhir tahun, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten melakukan pemeriksaan terhadap daging ayam dan sapi yang dijual di pasar tradisional.
Hasilnya, tim masih menemukan daging yang kurang layak dijual bebas.
Tim dari Bidang Peternakan Dinas Pertanian (Dispertan) Klaten menyasar sejumlah lapak penjual daging ayam dan sapi di Pasar Induk Klaten, Rabu (21/12/2016).
Dalam inspeksi mendadak (sidak) tersebut, petugas melakukan pemeriksaan terhadap daging ayam dan sapi yang dijual pedagang.
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi fisik dan kelayakan daging yang dijual.
Petugas juga melakukan pengukuran pH dalam daging dengan alat khusus.
Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui kelayakan daging yang dijual pedagang.
Dalam sidak tersebut, petugas menemukan pedagang daging ayam yang telah disuntik atau direndam air.
Pedagang berdalih, harga jual daging tersebut relatif lebih murah dibandingkan harga pasaran yang saat ini sudah mencapai Rp 30 ribu per kilogram.
Masih seputar daging ayam, petugas juga menemukan ayam yang dipotong tidak sempurna.
Pedagang mengaku mendapatkan daging ayam tersebut dari pemasok di wilayah DIY.
Untuk daging sapi, petugas menemukan daging diduga dari sapi glonggongan. Hal tersebut terlihat dari angka pH daging yang tinggi.
Selain itu, petugas juga menemukan daging sapi kemarin yang dijual hari ini dan diletakkan berdampingan dengan daging baru.
Pedagang mengaku menjual kembali dengan harga rendah lantaran tidak laku di hari sebelumnya.
Kepala UPT Rumah Potong Hewan (RPH) Dispertan Klaten, Agus Wahyudi Asto mengatakan dari hari pemantauan, daging sapi sisa kemarin dan dijual kembali memang masih memenuhi kelayakan.
Namun daging sapi tersebut rentan tercemar bakteri jika tidak segera habis.
"Daging kondisinya baik, kemungkinan di rumah dimasukkan dalam freezer.
Tapi jika tidak segera habis, kami menyarankan jangan dijual lagi di hari berikutnya," ungkapnya. (tribunjogja.com)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.