Libur Akhir Tahun, Wisatawan ke Banyuwangi Melonjak Hingga 500 Persen
Menyambut liburan akhir tahun, Pemkab Banyuwangi telah berkoordinasi dengan pelaku pariwisata untuk melayani secata terbaik wisatawan .
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Surya, Haorrahman
SURYA.CO.ID, BANYUWANGI - Menyambut liburan akhir tahun, Pemkab Banyuwangi telah berkoordinasi dengan pelaku pariwisata untuk melayani secata terbaik wisatawan .
Biasanya, libur akhir tahun melonjak hingga 500 persen. Sejak Oktober 2016, Pemkab Banyuwangi sudah mempersiapkan untuk menyambut peak season berkaitan dengan libur Natal dan tahun baru.
"Para pelaku usaha wisata sudah dikumpulkan untuk diajak berkoordinasi oleh dinas terkait pada 17 November. Ini benar-benar disiapkan,” ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Jumat (23/12/2016).
Sejumlah pelaku pariwisata yang intensif berkoordinasi adalah Perhimpunan Hotel & Restoran Indonesia (PHRI), Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), Paguyuban Usaha Tempat Rekreasi (Putri), dan sejumlah pelaku wisata lainnya.
Libur akhir tahun dipastikan membuat kunjungan wisatawan ke Banyuwangi melonjak drastis. Mereka akan mendatangi sejumlah destinasi wisata unggulan, seperti Kawah Ijen yang memancarkan api biru (blue fire), Pantai Pulau Merah, Pulau Tabuhan, Bangsring Underwater, Wisata Hutan Pinus Songgon, Grand Watudodol, Karo Rafting, dan Teluk Hijau.
"Kami mengajak semua pihak, ayo bareng-bareng bikin nyaman wisatawan, semuanya harus aman, bersih, ramah. Yang bisnis agen perjalanan ya dilayani dengan baik, yang bisnis makanan jangan asal menaikkan harga. Insya Allah semua siap memberi pelayanan terbaik. Perilaku sadar wisata atau tourism behaviour ini secara berkelanjutan terus kami dorong ke seluruh masyarakat, khususnya para pelaku usaha pariwisata,” papar Anas.
Anas memohon maaf jika Banyuwangi masih memiliki banyak kekurangan untuk menjamu wisatawan, terutama bila banyak yang tidak mendapatkan kamar hotel.
Total saat ini jumlah kamar hotel di Banyuwangi mencapai 3.200 unit, belum termasuk rumah-rumah warga yang disulap menjadi homestay.
"Sekarang sedang dalam pembangunan tiga hotel berbintang baru di Banyuwangi, yaitu dari Grup Aston, Singgasana, dan Alila. Tahun depan selesai dan bisa menambah jumlah kamar. Kami mohon maaf bila ada wisatawan yang belum bisa mendapatkan kamar hotel sesuai yang diharapkan,” ujar Anas.
Pemkab Banyuwangi tidak mengobral izin hotel meski banyak yang berminat. Selain batasan tidak boleh membangun hotel melati, Banyuwangi juga mempertimbangkan keseimbangan penawaran dan permintaan pasar.
”Sekarang Banyuwangi kan sedang membentuk pasar. Sudah tumbuh bagus, tapi masih dalam kerangka membentuk pasar. Jadi kami tidak obral izin hotel agar kompetisi antar-hotel menjadi sehat,” papar Anas.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata MY Bramuda menambahkan, dari monitoring saat ini sejumlah hotel sudah mengalami lonjakan okupansi.
Hampir semua hotel berbintang membukukan okupansi 100 persen alias semua kamar penuh atau telah dipesan hingga awal Januari 2017.
”Beberapa hotel menengah, okupansinya sudah di kisaran 90 persen. Satu-dua hari ini pasti penuh karena banyak wisatawan yang biasanya go show,” kata Bramuda.
”Kami juga meminta agar para pelaku wisata bisa memperhatian masalah kenyamanan dan kebersihan lokasi wisata maupun hotel masing-masing. Kami ingin para wisatawan mendapatkan kesan terbaik selama berada di Banyuwangi,” ujar Bramuda.
Peningkatan pengunjung liburan akhir tahun mulai terasa pada 23 Desember. Biasanya peningkatan wisatawan rata-rata 100 persen. Bahkan di destinasi favorit, seperti Kawah Ijen dan Pantai Pulau Merah, lonjakan bisa mencapai 400-500 persen.