Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menteri PU Pastikan Jembatan Cisomang Masih Aman

Jembatan Cisomang yang menghubungkan Bandung dan Jakarta di KM 100+700 dibangun di kawasan yang berbahaya.

Editor: Sanusi
zoom-in Menteri PU Pastikan Jembatan Cisomang Masih Aman
TRIBUN JABAR/ZELPHI
Arus lalu lintas kendaraan yang melewati jembatan Cisomang, Jalan Tol Purbaleunyi, Jumat (23/12/2016). Menyusul diperolehnya informasi tentang bergesernya tiang jembatan tersebut, dilakukan pengalihan sementara kendaraan golongan II sampai V dari Km 75+200 s.d Km 121+400 (Jembatan Cisomang) Jalan Tol Cikampek - Purwakarta - Padalarang. TRIBUN JABAR/ZELPHI 

TRIBUNNEWS.COM, PURWAKARTA - Jembatan Cisomang yang menghubungkan Bandung dan Jakarta di KM 100+700 ruas Tol Purwakarta-Bandung-Cileunyi (Purbaleunyi) ternyata memang dibangun di kawasan yang berbahaya.

Jembatan yang berada di Kampung Wadon, Desa Sawit, Kecamatan Darangdan, Kabupaten Purwakarta, di mana jembatan ini berdiri termasuk dalam zona merah gerakan tanah.

"Dari Badan Geologi jauh sebelumnya sudah menyatakan bahwa jembatan ini berada di zona kerentanan gerakan tanah tinggi. Artinya, saat hujan di atas normal, wilayah ini mudah bergerak," ujar Agus Budianto, Kasubdit Mitigasi Gerakan Tanah Wilayah Barat Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bandung saat meninjau Jembatan Cisomang, Sabtu (24/12).

Kisaran kemiringan lereng di zona merah ini, menurut Agus, bervariasi, mulai dari yang terjal, yakni antara 15 persen hingga 30 persen, hingga yang curam yang kemiringannya lebih dari 70 persen.

"Selain memiliki kemiringan yang tinggi, karakter batuannya kedap air," ujar Agus.

Lokasi tempat Jembatan Cisomang berdiri, kata Agus, masuk ke dalam formasi Jatiluhur yang batuannya terdiri dari batuan lempung, napal, breksi gunung api, batu pasir andesit dan brek andesit. Karakteristik batuan ini mudah sekali dijenuhkan air, sifatnya plastis dan tertutup oleh lapisan vulkanis.

"Dalam bahasa sederhana, batuan ini akan mudah pecah jika terkena air. Fondasi jembatan ini bertumpu di atas batuan itu. Jadi faktor inilah yang menyebabkan wilayah ini sangat mudah bergerak dan tentunya hal seperti ini harus dipantau terus," katanya.

Berita Rekomendasi

Rusaknya jembatan sepanjang kurang 252 meter ini, menurut Agus, adalah konsekuensi dari kondisi geologisnya. "Perlu rekayasa keteknikan tinggi untuk mengatasi masalah jembatan ini," ujarnya.
Meski berada di lokasi yang rawan pergerakan tanah, kata Agus, lokasi tersebut tak lantas berarti harus dihindari atau tak dapat dibangun.

"Tapi yang penting bagaimana kita bisa meningkatkan kapasitas keteknikan kita supaya jalur yang dibangun ini mampu mengatasi kondisi rawan bencana."

Fondasi jembatan yang retak terdapat di pilar nomor 2 (P2). Kondisi itu menyebabkan pergeseran jembatan sepanjang 53 sentimeter ke arah Jakarta. Fondasi pilar yang rusak berada sekitar 10 meter dari bibir Sungai Cisomang.

Masih Aman

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Menpu-Pera), Basuki Hadimuljono, mengatakan sekalipun pergeseran jembatan ini sudah mencapai 53 sentimeter, pergeseran ini masih berada dalam batas toleransi, yakni 70 sentimeter.

"Karena pergeserannya masih di angka 53 sentimeter, ini masih terbilang aman. Sekarang yang harus dilakukan adalah mempertahankan agar jangan bergerak terus dengan menghentikan pergeseran lewat boredpile di pilar jembatan nomor 2 (P2) dengan kedalaman 40 meter hingga 50 meter karena fondasi yang ditanam ke tanah mencapai 33 meter hingga 40 meter," ujar Basuki saat meninjau Jembatan Cisomang, kemarin.

Penanganan melalui borepiled, menurut Direktur Jembatan pada Direktorat Jenderal Bina Marga, Heddy Rahadian, merupakan penanganan yang sifatnya permanen dan baru akan dilakukan pada 3 Januari 2017 di P2 dan P1.

"Untuk penanganan pada titik yang retak sedang dilakukan grouting. Lalu untuk penanganan awal dan sementara melalui wrapping menggunakan material carbon fiber reinforced polymer (CFRP) pada titik-titik kerusakan yang diprioritaskan untuk mencegah keretakan semakin besar pada pilar jembatan," kata Heddy.

Karena keretakan yang mengakibatkan pergeseran di P2 ini berpengaruh pada pilar jembatan yang lain, kementerian juga akan melakukan pengeboran (core box) di P0, P1, P2 dan P3.

"Lalu pemasangan inclinometer dan tiltmeter untuk mengetahui laju pergerakan dan deformasi lapisan tanah di sekitar Jembatan Cisomang," kata Heddy.

Seperti halnya Basuki, Heddy pun menegaskan bahwa kondisi Jembatan Cisomang masih aman.

"Jika pergeserannya sudah mencapai 70 sentimeter, maka akses tol harus ditutup," ujar Heddy. (men)

Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas