Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Salak Pondoh Sleman Segera Banjiri Pasar Eropa

Angin segar pertanian salak pondoh Sleman mulai berdatangan karena segera membanjiri pasar buah di daratan Eropa setelah lebih dulu Asia.

Editor: Y Gustaman
zoom-in Salak Pondoh Sleman Segera Banjiri Pasar Eropa
Tribun Jogja/ Hamim Thohari
Salak pondoh dari Sleman. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Jihad Akbar

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Angin segar pertanian salak pondoh Sleman mulai berdatangan karena segera membanjiri pasar buah di daratan Eropa setelah lebih dulu Asia.

"Kontrak sama pasar di Eropa per tahun 360 ton salak. Yang diminta Eropa harus salak organik," ungkap Maryono, Ketua Asosiasi Petani Salak Sleman Prima Sembada.

Guna memenuhi kontrak pasar itu, pihaknya telah menyiapkan lahan seluas 40 hektare untuk produksi salak organik.

Lahan organik itu juga tersertifikasi lembaga internasional, IMO di Swiss dan Control Union.

Ia mengatakan realisasi pemasaran salak ke Eropa itu akan secepatnya dilakukan. Selain buah salak segar, untuk pasar Eropa juga meminta salak olahan.

"Keuntungannya yang mempercepat, para petani salak di Sleman sudah mulai tidak menggunakan pupuk kimia, bahkan pestisida juga sudah tidak digunakan. Sebab menggunakan pupuk organik buahnya lebih tahan lama," terang dia.

Berita Rekomendasi

Maryono mengatakan, saat ini tercatat ada 34 kelompok tani dengan jumlah 1.500 orang petani yang tergabung dalam Asosiasi Petani Salak Sleman Prima Sembada.

Luas lahan salak tercatat sekitar 200 hektare tersebar di Turi, Pakem, dan Tempel itu menghasilkan salak mencapai 4000 ton per tahunnya.

Selama ini, asosiasi petani tersebut telah melakukan ekspor ke beberapa negara. Seperti Tiongkok, Kamboja, Singapura, dan Australia.

Pada 2016 tercatat sudah sekitar 70 ton salak diekspor ke luar negeri.

Puluhan ton salak itu 10 persen dari stok yang dimiliki petani yang tergabung dalam asosiasi. Rencananya petani salak di Sleman juga akan melakukan pemasaran ke Selandia Baru.

"Ekspor ke Tiongkok dua minggu sekali, kalau Australia baru sekali, satu ton," ujar dia.

Salak pondoh yang diekspor merupakan salak dengan kualitas super grade B. Sedangkan salak grade A dipasarkan di supermarket dan pusat oleh-oleh dalam negeri.

Maryono menerangkan, untuk ekspor satu kilogram salak super grade B berisikan antara 14 hingga 16 buah. Tingkat kematangannya sekitar 70 persen dengan pertimbangan waktu pengiriman.

"Jadi dalam waktu dua minggu buah salak itu masih bagus, tanpa pengawetan," tambah Maryono.

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas