Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Horor Interogasi Mantan Dandim Lamongan pada sang Ajudan

"Saya sangat bersyukur, setidaknya vonis hakim membawa nilai keadilan bagi suami saya," kata wanita asal Kediri, Jawa Timur, itu seusai sidang vonis.

Editor: Robertus Rimawan
zoom-in Horor Interogasi Mantan Dandim Lamongan pada sang Ajudan
Kontributor Kompas.com Surabaya/ Achmad Faizal
Pengunjung sidang mengenakan kaus bergambar Kopka Andi Pria Dwi Harsono, di Pengadilan Tinggi Militer Surabaya, Rabu (28/12/2016). 

"Masih pikir-pikir," katanya.

Sadis 

Dalam materi putusan yang dibacakan majelis hakim diungkap bagaimana Letkol Ade Rizal Muharram menganiaya ajudan yang bertugas di rumah dinasnya sejak beberapa bulan terakhir sebelum kejadian pada Oktober 2014.

Di rumah dinas yang letaknya tidak jauh dari markas Kodim Lamongan, korban menyiapkan segala keperluan keluarga atasannya, dari menyiapkan makanan, mencuci pakaian, hingga memandikan anak-anaknya.

Kejadian bermula dari laporan putri Letkol Ade Rizal Muharram yang berusia empat tahun bahwa dia kerap menerima pelecehan seksual dari sang ajudan rumah tangga ayahnya.

Mendengar laporan putrinya, sang Dandim pun memerintahkan intel Dandim untuk memeriksa Kopka Andi Pria Dwi Harsono di ruang intel Markas Kodim pada 21 Oktober 2014.

Dalam pemeriksaan itulah, bapak satu anak itu menerima kekerasan dari pukulan dengan tangan kosong hingga pukulan dengan benda keras.

BERITA TERKAIT

"Tujuannya agar si ajudan mengakui perbuatannya," kata Ketua Majelis Hakim, Sugeng Sutrisno.

Dalam keterangan saksi yang merupakan anggota Kodim Lamongan, Letkol Ade Rizal Muharram juga sempat menjepit kemaluan ajudannya dengan karet gelang hingga memukul tubuhnya dengan selang air agar mengakui perbuatannya.

Selama empat hari, si ajudan berada di ruangan intel untuk diinterogasi sampai akhirnya dia pun mengakui perbuatan tersebut.

Belum diketahui secara pasti apakah pengakuan si ajudan memang benar melakukan pelecehan atau karena dia tidak kuasa menahan sakit karena penganiayaan atasannya.

Yang pasti, visum bekas pelecehan seksual oleh Kopka Andi tidak pernah diperoleh pihak keluarga.

Naas bagi si ajudan, meski sudah mengakui perbuatannya, intimidasi justru tidak berhenti.

Penganiayaan justru semakin menjadi-jadi, bahkan dilakukan oleh Dandim Lamongan sendiri.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas