Abrasi Pantai Ancam Jejak Gunung Api Purba di Karangbata Kebumen
Pemerintah derah dapat mengoptimalkan Tanjung Karangbata, Desa Karang Duwur, Kecamatan Ayah Kebumen, Jawa Tengah, sebagai geowisata.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Khoirul Muzakki
TRIBUNJATENG.COM, KEBUMEN - Pemerintah derah dapat mengoptimalkan Tanjung Karangbata, Desa Karang Duwur, Kecamatan Ayah Kebumen, Jawa Tengah, sebagai geowisata.
Geolog Universitas Jenderal Soedirman, Fadlin, menjelaskan Tanjung Karangbata merupakan fenomena geologi yang cukup unik, berupa lava dengan tekstur kekar kolom dengan bentuk heksagonal (segi enam).
"Indah dan berbaris begitu rapi memagari ombak yang menerjang kuat ke arah perbukitan Menganti," kata Fadlin kepada Tribun Jateng, Jumat (30/12/2016).
Lava dengan tekstur kekar kolom ini bukti kehadiran gunung api purba di Dome Karangbolong, Kebumen, yang terbentuk kurang lebih 50 juta tahun lalu. Kondisinya saat ini tergerus abrasi yang cukup kuat.
"Lama kelamaan akan habis tergerus ombak, mengingat kondisinya yang terlapukkan sangat kuat atau sudah cukup rapuh," dia menambahkan.
Fadlin mendorong pemerintah setempat agar melakukan kegiatan konservasi geologi terhadap objek geowisata tersebut.
Dengan demikian, keberadaan objek geowisata Tanjung Karangbata yang mempunyai keunikan, kelangkaan, dan keajaiban alam itu bisa dikelola dan dijaga dengan baik.
Selain melakukan kegiatan konservasi, lanjut Fadlin, pemerintah perlu membuat strategi khusus untuk mengembangkan geowisata di daerah tersebut.
Strategi yang bisa dilakukan pemerintah antara lain, melalui pengembangan sarana penunjang kawasan geowisata, serta pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan geowisata.
"Pemberian wawasan lingkungan terhadapap masyarakat dibutuhkan. Tujuannya, untuk menyadarkan mereka terhadap sumber daya lingkungan yang ada, serta mengetahui potensi alam tersebut," ujar dia.
Di sisi lain, cekungan Banyumas memiliki banyak potensi geowisata, baik yang sudah terekspos dan belum. Potensi itu bisa dikembangkan untuk membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi pemerintah setempat.
Potensi geowisata yang masih belum terekspos di wilayah cekungan Banyumas membutuhkan kajian teknis secara keilmuan.
Pemda bisa bekerjasama dengan instansi berkompeten di bidang tersebut, di antaranya Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman.