Tiga Warga Peru Ini Nekat Bobol ATM di Sidoarjo dan Bali, Bawa Kabur Uang Rp 388 Juta
"Ketiga tersangka ini membobol mesin ATM di sebuah minimarket di Desa Sidorejo, Krian, pada 18 Desember lalu."
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, SIDOARJO - Belum ada seminggu penangkapan tenaga kerja asing (TKA) ilegal dari China di Krian, Sidoarjo. Kini, Polresta Sidoarjo mengamankan tiga warga negara asing (WNA) asal Peru karena melakukan pembobolan anjungan tunai mandiri (ATM) di sebuah minimarket, juga di Krian.
Kapolresta Sidoarjo, Kombespol Anwar Nasir, saat rilis gelar perkara, Senin (2/1/2017), mengatakan ketiga WNA Peru itu bernama Jose William Salazar (37), Roberto Luque Castro de La Cuba(34), dan Franho (29).
"Ketiga tersangka ini membobol mesin ATM di sebuah minimarket di Desa Sidorejo, Krian, pada 18 Desember lalu. Tak tanggung-tanggung, dua mesin ATM dibobol ketiga tersangka ini," kata Anwar.
Anwar menuturkan uang sekitar Rp 388 juta berhasil digasak dari mesin ATM milik Bank Mandiri dan BCA tersebut.
Anwar menyatakan ketiganya terbilang profesional ketika membobol kedua ATM ini.
Dijelaskan, sebelum beraksi, ketiga warga Peru ini melakukan survey lokasi selama beberapa hari. Survey ini dilakukan untuk mencari titik blindspot kamera CCTV (posisi yang tak terekam kamera).
Ketiganya masuk melalui pintu depan yang telah dijebol terlebih dahulu. Ketika sudah masuk, ketiganya langsung mencari posisi di blindspot tadi dan menghalangi rekaman kamera dengan cara menutupnya pakai lakban.
"Untuk menghindari kamera di mesin ATM, pelaku membongkar mesin ATM dari bawah. Kemudian mesin ATM tersebut dipotong dengan cara dilas," sambungnya.
Anwar mengungkapkan koleganya di Polresta Denpasar juga pernah mendapatkan kasus serupa, mesin ATM dibobol menggunakan las. Setelah mempelajari dan mengaitkan dengan kasus di Krian, ternyata ada kesamaan modus operandi.
"Kasus yang di Bali, ketiga tersangka sempat terekam kamera. Dari sini kami lakukan profiling (mencari tersangka berdasarkan kesamaan kultur, ras, dan lainnya), dan akhirnya mendeteksi pelaku berada di Jakarta," ungkapnya.
Jose dan Roberto ditangkap di sebuah penginapan di wilayah Jakarta Pusat, 31 Desember 2016. Uang hasil pembobolan tersebut ditukarkan ke dalam Dollar Amerika.
"Untuk menghilangkan jejak, ditukarkan jadi Dollar AS," ujar Anwar.
Dari penangkapan Jose dan Roberto, polisi mendeteksi keberadaan Franho, yang ternyata tinggal di Surabaya bersama pacarnya. Tak butuh waktu lama, Franho pun kembali diciduk.
Anwar menyatakan ketiga pelaku akan dibawa terlebih dahulu ke Polresta Denpasar untuk kasus pembobolan ATM di sana.