Mengenal Bambang Tri Mulyono, Penulis Jokowi Undercover
Siapa sebetulnya Bambang Tri Mulyono? Orang yang naik daun karena karyanya, Jokowi Undercover? Simak cerita keluarga tentang Bambang.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Yayan Isro Roziki
TRIBUNJATENG.COM, BLORA - Bambang Tri Mulyono alias Mas Mul, sejak kecil dikenal gemar menulis dan mengkritik apa saja yang menurutnya tak benar.
Setidaknya hal tersebut diungkapkan oleh Endang Suhartini (62), kakak sulung si penulis buku Jokowi Undercover yang belakangan menuai kontroversi itu.
"Mas Mul itu sejak kecil memang suka nulis, suka memberi kritik juga. Apa saja yang menurut dia tak benar atau kurang tepat akan dikritiknya," ungkap Endang saat ditemui Tribun Jateng di rumahnya, Dusun Jambangan, Desa Sukorejo, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora, Selasa (3/1//2017).
Bambang Tri sangat ingin menuangkan apa saja yang menurutnya benar ke dalam tulisan. Ia pernah bekerja di sebuah surat kabar dan sering mengirimkan tulisannya ke media massa.
Baca: Selayang Pandang Bambang Tri, Penulis Jokowi Undercover
Baca: Meski Difitnah, Ibunda Presiden Jokowi Doakan Bambang Tri Segera Dapat Hidayah
Hanya, menurut Endang, Bambang tak suka apabila karya tulisnya banyak diedit atau direvisi oleh orang lain. Bambang pun memutuskan keluar dan tak lagi bekerja di media.
Sebelum menulis Jokowi Undercover, Bambang sudah menerbitkan buku berjudul Adam 31 Meter, Mencari Tanda Tangan Tuhan & Ayat-ayat Emas Evolusi dalam Alquran.
Buku setebal 264 halaman itu diterbitkan oleh Pustaka Pesantren, Daerah Istimewa Yogyakarta, cetakan pertama pada 2013.
Di sampul tertulis inspirator terbitnya buku tersebut adalah Mbah Syahid Kemadu (Kiai Alhamdulillah). KH Mustofa Bisri atau Gus Mus berkenan memberi pengantar.
Di catatan akhir buku Adam 31 Meter adalah Prabowo Subianto, sosok pemimpin ideal dalam pandangan Bambang selama ini.
Di sampul belakang ini dijelaskan maksud penulis ingin mengupas firman Allah dan keselarasannya dengan sains modern.
Lewat buku ini Bambang hendak menyangkal teori evolusi Darwin yang menyebut manusia berasal dari monyet. Di sisi lain ia juga mengkritisi teori Harun Yahya, penulis yang menafikan keberadaan evolusi.
Respons pasar terhadap buku ini tak seperti yang diharapkan Bambang yang berakhir pada kekecewaan. Sejak itu ia menghabiskan banyak waktu di rumah.
"Ditawari kerja apa-apa ndak mau, pengennya menulis," ucap Endang.