Pagi Ini Gunung Sinabung Erupsi Lagi
ktivitas Gunung Sinabung meningkat usai gempa tektonik dua hari lalu. Rabu (18/1/2016) sekitar pukul 09.45 WIB tadi Gunung Sinabung kembali erupsi.
Penulis: Jefri Susetio
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Medan, Jefri Susetio
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Aktivitas Gunung Sinabung meningkat usai gempa tektonik dua hari lalu. Rabu (18/1/2016) sekitar pukul 09.45 WIB tadi Gunung Sinabung kembali erupsi.
Berdasarkan pengamatan Tribun Medan (Tribunnews.com Network), asap putih membubung tinggi dari puncak Gunung Sinabung. Namun tidak disertai hujan debu yang rutin.
"Biasanya kalau asap putih lama, nanti akan ada erupsi besar," ujar Dedi, warga Simpang Empat.
Hingga berita ini diturunkan asap putih masih menjulang tinggi ke udara. Sehingga, beberapa pengendara berhenti sekadar melihat erupsi.
"Pengen ambil foto pengen lihat bagaimana erupsi Sinabung ini. Kalau di kota jarang-jarang melihat pemandangan bagus ini," kata Riski, warga Medan.
Sebelumnya, Deri, Petugas Pos Pemantau Gunung Sinabung mengatakan, peningkatan aktivitas Gunung Sinabung bukan disebabkan gempa bumi 5,6 SR di Sibolangit, Deliserdang, Sumut, Senin (16/1/2017) malam.
"Erupsi pertama, pukul 06.27 WIB dan kedua pukul 08.31 WIB. Untuk erupsi kedua meluncurkan awan panas 2.000 meter ke arah tenggara timur," ujarnya saat dihubungi Selasa malam.
Pada erupsi pertama yang terjadi Selasa (17/1/2017) pukul 01.46 WIB. Erupsi kedua pukul 06.29 WIB namun tinggi kolom tidak dapat diketahui karena tertutup kabut.
Setelah itu, Sinabung kembali erupsi pukul 08.31 WIB tinggi kolom berkisar 2.100 meter.
Baca: Gunung Sinabung Luncurkan Awan Panas Sejauh 2.000 Meter
Awan panas yang meluncur pada pukul 08.31 WIB mencapai 200 meter ke arah tenggara timur berarti menuju Desa Simacem.
Kemudian, pada pukul 12.55 WIB Gunung Sinabung kembali erupsi disertai awan panas.
Selain itu, awan panas yang meluncur pukul 12.55 WIB mencapai 2.500 meter dan kembali mengarah ke tenggara timur. Adapun tinggi kolom debu vulkanik Sinabung mencapai 2.100 meter hingga 3.000 meter.
"Erupsi ini tidak ada hubungannya dengan gempa tektonik. Jadi tidak ada pengaruh gempa dengan erupsi ini. Hanya saja, gempa mengakibatkan kuna larva tak stabil sehingga awan panas meluncur," ungkapnya. (tio/tribun-medan.com)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.