Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gara-gara Hal Sepele si Cantik dan Baik Hati Ini Dibunuh Satpam yang Sering Ia Beri Makan

Nyatanya, justru Saleh-lah yang membunuh salah seorang “majikannya”. Dia bagai Pagar Makan Tanaman.

Editor: Robertus Rimawan
zoom-in Gara-gara Hal Sepele si Cantik dan Baik Hati Ini Dibunuh Satpam yang Sering Ia Beri Makan
DOK PRIBADI/HIMAX/HAND OVER
Saleh (kanan), personel satuan pengamanan kompleks perumahan Yusuf Bauty Garden, Jl Yusuf Bauty, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, menjadi tersangka kasus pembunuhan Rafika Hasanuddin (21). Dia mengaku nekat menghabisi nyawa gadis calon apoteker itu karena ingin mencuri phablet merek Himax M1 Y13 sehrga Rp 1,5 jutaan milik korban. Rafika ditemukan tewas di rumahnya di perumahan Yusuf Bauty Garden, Senin (16/1/2017), malam. Pertama kali dilaporkan tersangka. 

TRIBUNNEWS.COM, GOWA -  Perilaku seorang satpam memicu kegeraman warga Perumahan Yusuf Bauty Paccinnongan, Kecamatan Sombaopu, Kabupaten Gowa, Kamis (19/1/2017) malam.

Hingga pukul 23.00 Wita, tadi malam, warga kompleks ini masih sibuk membicarakan ulah di satpam, Jumat (20/1/2017).

Warga Rerumahan Yusuf Bauty tidak menyangka pembunuh Rafika Hasanuddin, calon mahasiswi apoteker Universitas Muslim Indonesia (UMI) asal Luwu itu adalah satpam perumahan itu sendiri, Saleh (38).

Saleh yang sejatinya digaji patungan oleh warga kompleks untuk menjaga diri dan harta seisi penghuni perumahan tersebut.

Nyatanya, justru Saleh-lah yang membunuh salah seorang “majikannya”.

Dia bagai Pagar Makan Tanaman.

Warga Jeneponto itu ditetapkan sebagai tersangka sekitar pukul 19.00 wita, kemarin.

Berita Rekomendasi

Beberapa jam kemudian polisi melakukan pra-rekonstruksi di rumah Blok A/5 tersebut, sekitar pukul 22.00 wita.

Salah seorang tetangga yang berada di lokasi pra-rekonstruksi mengaku, tidak menyangka Saleh yang jadi tersangka utama dalam kasus tersebut.

Pasalnya korban selalu baik dengan pelaku.

"Kami cuma tidak menyangka saja kalau satpam itu yang membunuh,” kata seorang warga Yusuf Bauty di sela prarekonstruksi.

Sesuai analisa polisi, Ika, sapaan Rafika, sering main-main di pos satpam, bertemu dengan Saleh serta istri dan anaknya.

Menurut seorang warga, Ika sering menyeberang, ke pos satpam, mengantarkan makanan ke Saleh.

“Dia (Saleh) itu selalu diberikan makan oleh Rafika, baik sekali itu korban," ujarnya.

Saking marahnya, sejumlah warga kompleks yang dijaga siang-malam oleh Saleh itu, mereka meminta diberi kesempatan oleh polisi untuk melampiaskan amarah ke si satpam.

Mereka minta Saleh dihakimi massa dulu sebelum dibawa ke Polres Gowa.

Warga lain menyebut, Saleh memang punya kelainan, dia pernah kedapatan mengintip wanita yang lagi sedang cuci badan di kamar mandi.

Wa Ode Nurming/Tribun Timur.com - Setelah ditetapkan sebagai tersangka pembunuh Rafika Hasanuddin (22), Saleh (38) langsung digiring ke tempat kejadian perkara, Perumahan Yusuf Bauti Garden, Manggarupi, Kabupaten Gowa, Kamis (19/1/2017) malam.
Wa Ode Nurming/Tribun Timur.com - Setelah ditetapkan sebagai tersangka pembunuh Rafika Hasanuddin (22), Saleh (38) langsung digiring ke tempat kejadian perkara, Perumahan Yusuf Bauti Garden, Manggarupi, Kabupaten Gowa, Kamis (19/1/2017) malam.

"Itu satpam (Saleh) memang kurangajar, pernah juga intip wanita mandi, dihajar dulu baru dibawa ke penjara biar dia tahu rasa. Sudah dikasih makan dibaiki sama korban tapi kurang ajar," teriak sejumlah warga.

Masalah sepele

Seperti dikutip dari Tribun Timur (Tribunnews Network) peristiwa memilukan ini sebenarnya hanya masalah sepele.

Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Dicky Sondani mengatakan, motif pelaku awalnya hanya mencuri handphone korban namun karena ketahuan, tersangka lalu menghabisi nyawa korban dengan pisau.

Pelaku nekat membunuh Ika karena tidak mau perilaku mencurinya itu ketahuan oleh warga kompleks.

Makanya, begitu dia kepergok oleh Ika, Saleh langsung mengambil sebuah pisau pink yang berada di dalam kamar korban lalu menikam korban dari leher kanan.

DOK PRIBADI/INSTAGRAM.COM/FYKAAFIKA - Rafika Hasanuddin
DOK PRIBADI/INSTAGRAM.COM/FYKAAFIKA - Rafika Hasanuddin

"Jadi awalnya mencuri hondphone tapi ditahu korban dan korban sempat lawan pelaku dan pelaku langsung menahan kepala korban dan membentur kepala korban ke dinding," kata Dicky.

Setelah itu, korban yang sudah dalam tergeletak di lantai kamar, tersangka pun meraih pisau itu dan menusuk ke leher korban disebelah kanan hingga tembus dan pelaku menarik pisau ke arah kiri.

Dicky menyebutkan, tersangka berusaha mengaburkan barang bukti dan menarik korban ke depan kamar mandi dan tutup wajahnya dengan kain sarung, setelah itu Saleh termenung di kamar yang lain.

"Pelaku akui setelah membunuh sempat termenung di kamar lain, setelah itu dia mengambil obeng dan bercak darahnya ada di sana. Ia takut dan pergi mencuci pisau dan obeng itu," katanya.

Satpam termenung

Kejadiannya sekitar pukul 23.00 wita. Saat itu, Ika baru pulang ke rumah.

"Jadi sekira pukul 23.00 wita, korban pulang. Ternyata pelaku mengikuti korban sampai masuk ke dalam rumah," ujarnya.

Ika langsung masuk ke ruang tengah lalu meletakkan handphone di meja tanpa menutup pintu terlebih dahulu.

Karena pintu terbuka, Saleh leluasa mengendap masuk dan mengambil telepon selular di meja kemudian keluar.

Saat itu, Ika sedang ganji baju dan kaget melihat Saleh.

Wa Ode Nurming/Tribun Timur.com - Setelah ditetapkan sebagai tersangka pembunuh Rafika Hasanuddin (22), Saleh (38) langsung digiring ke tempat kejadian perkara, Perumahan Yusuf Bauti Garden, Manggarupi, Kabupaten Gowa, Kamis (19/1/2017) malam.
Wa Ode Nurming/Tribun Timur.com - Setelah ditetapkan sebagai tersangka pembunuh Rafika Hasanuddin (22), Saleh (38) langsung digiring ke tempat kejadian perkara, Perumahan Yusuf Bauti Garden, Manggarupi, Kabupaten Gowa, Kamis (19/1/2017) malam.

"Korban ini mau ganti baju. Tapi tiba-tiba pergoki si Saleh mau ambil handphone yang disimpan di meja, korban ini kejar. Karena ketahuan dia hantamkan kepala pelaku ke tembok, setelah pingsan dia pukul lagi. Baru dia ambil pisau tusuk lehernya dan gorok, " jelas Kombes Dicky.

Setelah tewas, Saleh sempat merenung dikamar korban sambil merokok.

Dia lalu mencuci pisau yang digunakan membunuh dan membuangnya ke atas jendela belakang kamar korban.

Beserta obeng yang sebelumnya mau dia ambil namun karena ada darah akhirnya ikut dibuang bersama pisau.

Dia juga lalu menutup jasad korban dengan sarung, kemudian keluar melalui pintu depan.

Saleh sempat menurunkan sakral lampu yang ada disamping. Lalu kembali ke pos melalui samping rumah yang langsung menyamping dengan posnya.

Jasa anjing pelacak

“Awalnya tersangka kita periksa sebagai saksi. Dia adalah securtiy perumahan yang pertama kali menemukan mayat korban."

"Setelah dilakukan pendalaman beberapa hari, semua bukti mengarah kepada saksi ini. Barang bukti yang disita, seperti badik, puntung rokok itu milik Saleh. Yang jelas Saleh tersangka,” kata Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Dicky Sondani, tadi malam.

Indikasi ke Saleh menguat pada olah TKP ke-empat, Kamis (19/1/2017) dini hari, setelah badik berdarah dan parang gagal membuktikan keterlibatan satpam.

Dalam olah TKP ke-4 itu, polisi melibatkan dua ekor anjing pelacak, Hana dan Hem.

Dua ekor anjing ini selalu mendekati Saleh.

Kepala Unit (Kanit) Resmob Polda Sulsel, Kompol Mochammad Yunus Saputra, yang ditemui Tribun di TKP, Kamis (19/1) dini hari, mengatakan, analisis polisi cocok dengan endusan Hana dan Hem.

"Jadi sesuai dengan analisa polisi di TKP dengan hasil dari kerja anjing pelacak, jika korban ini ditarik dari kamarnya di belakang ke depan kamar mandi. Di situ korban di eksekusi," kata Kompol Yunus.

Setelah mengekseskusi, pelaku kemudian keluar melalui pintu depan namun sebelum itu dia sempat mengintip melalui jendela untuk mengamati kondisi di luar terlihat dari jejak kaki pelaku yang mengarah ke jendela.

"Saat keluar pelaku ini sempat mematikan saklar lampu yang ada disamping rumah," ujar Yunus.

Hana dan Tem itu memang lama berputar-putar di sekitaran depan rumah.

Juga samping rumah dekat got yang berdampingan langsung dengan pos satpam.

Hana dan Tem mengarah ke rumah kosong yang ada di ujung jejeran rumah korban.

Tem juga sempat masuk bersama pawang anjing unit K9 Polda Sulsel itu ke dalam rumah yang diketahui menjadi tempat jemuran pakaian security perumahan, Saleh.

Dan menelusuri sampai belakang rumah.

Tem sempat lama mengendus tumpukan rumput depan rumah kosong itu, namun setelah dicek, tidak ditemukan apa-apa.

Menurut Yunus, waktu kejadian pembunuhan itu diduga terjadi Minggu (15/1) antara pukul 01.00 wita-02.00 wita.

Inilah, kata Yunus, membuat kurang maksimal hasil anjing pelacak.

Sebab jenjang waktu pembunuhan dengan diturunkannya anjing sudah lama.

"Dan juga waktu kejadian kan hujan jadi pengaruh yang bisa menghilangkan jejak," katanya.

Menurutnya, Hana dan Hem dilibatkan untuk mengendus jejak langkah kaki pelaku, saat hendak masuk ke rumah korban hingga pelariannya.

“Anjing ini bisa mengetahui jejak langkah kaki pelaku, makanya kami menurunkan anjing pelacak, agar kami bisa memudahkan melakukan proses penyelidikan dalam pengungkapan atas kasus meninggalnya Rafika,” jelas Yunus.

Olah TKP sekitar tiga jam itu dipimpin Direktur Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Sulsel Kombes Pol Erwin Sadma.

Semua tim baik dari timsus dan resmob hadir.

Bahkan warga dari luar perumahan juga ikut menonton saat anjing herder diturunkan.

Pisau dapur gagang warna pink

Saleh dibuktikan sebagai pelaku empat hari pascaditemukan mayat Ika.

Pos satpam berukuran 1 X 2 meter itu sudah dipasangi garis polisi.

Di situ, Saleh tidur bersama istri dan anaknya.

Pos itu juga biasa dijadikan tempat tinggal keponakan Saleh, Mus Mulyadi, yang bekerja sebagai tukang batu.

Polisi melakukan lagi olah TKP ke-5, Kamis pagi. Ditemukan obeng dan pisau dapur.

"Kami berhasil mengamankan pisau dapur dan obeng di rumah bagian belakang," katanya.

Selain itu tim labfor juga menemukan bercak coklat diduga darah di tembok belakang dekat pos satpam.

Olehnya polisi kembali akan menganalisis bercak coklat itu.

Beberapa jam kemudian dilakukan lagi lah TKP ke-6. Ditemukan puntung rokok yang kemudian dipastikan bahwa itu potongan rokok Saleh.

Puntung rokok tunggal itu dijadikan dasar bahwa pelaku hanya satu orang.(Tribun-Timur.Com/Darul Amri Lobubun/Wa Ode Nurmin)

Sumber: Tribun Timur
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas