Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sembelih dan Konsunsumsi Hewat Sakit, 16 Warga di Kulonprogo Diduga Terjangkit Antraks

Penyakit antraks terindikasi muncul di Desa Purwosari, Kecamatan Girimulyo.

Editor: Sugiyarto
zoom-in Sembelih dan Konsunsumsi Hewat Sakit, 16 Warga di Kulonprogo Diduga Terjangkit Antraks
(TRIBUNJOGJA/Singgih Wahyu Nugraha
Warga Pedukuhan Ngaglik, Desa Purwosari, Kecamatan Girimulyo menunjukkan luka lepuh di jarinya 

TRIBUNNEWS.COM, KULONPROGO - Penyakit antraks terindikasi muncul di Desa Purwosari, Kecamatan Girimulyo.

Belasan orang warga positif terjangkit penyakit yang dibawa bakteri Bacillus anthracis ini.

Warga yang terjangkit itu berasal dari Pedukuhan Ngroto, Ngaglik, dan Penggung.

Ada 16 warga yang terjangkit penyakit mematikan itu setelah sebelumnya mengonsumsi daging ternak sakit.

Selain itu, penyakit tersebut juga telah mengakibatkan kematian satu ekor sapi dan empat kambing secara mendadak.

Sekretaris Daerah Kulonprogo, Astungkoro mengakui adanya kasus tersebut.

Hal ini baru diketahui pada Kamis (12/1/2017) menyusul laporan adanya warga yang mengeluhkan luka melepuh di tangannya.

Berita Rekomendasi

Hasil uji laboratorium mengarahkan indikasi sebagai gejala antraks.

Pemeriksaan yang dilakukan oleh Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates) juga melaporkan indikasi yang sama.

"Jumat kemarin saya diinformasikan dan langsung saya minta dilakukan identifikasi menyeluruh."

Berdasar hasil penyidikan di lapangan, lanjut Astungkoro, kasus itu berawal ketika warga setempat mendapati adanya hewan yang sempoyongan seperti sakit pada November 2016 kemarin.

Warga lalu berinisiatif menyembelih ternak itu dan dagingnya dikonsumsi serta sebagian disimpan.

Beberapa waktu berikutnya, mulai muncul gejala sakit dari warga serta kejadian hewan mati mendadak.

Belakangan, diketahui hewan yang disembelih itu positif terjangkit antraks.

Astungkoro mengatakan, uji sampel tanah dan sisa daging sudah dilakukan.

Senin (16/1/2017) kemarin juga sudah dilakukan tindakan penyemprotan desinfektan dengan koordinasi antara Dinas Kesehatan dan Dinas Pertanian.

Para dukuh dan kepala desa juga sudah diinformasikan terkait kasus tersebut dan diminta lebih waspada.

Bila muncul indikasi lain, mereka diharap segera melapor ke instansi terkait.

Pasalnya, jika sudah menjadi spora, bakteri penyebab antraks yang terkena panas dan terhirup manusi bisa menular cepat. (TribunJogja)

Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas