Diksar yang Tewasnya Tiga Mahasiswa Berisi Panjat Batu, Navigasi dan Survival
Hasil pemeriksaan menyebutkan, mayoritas peserta mengalami luka lecet di seluruh badan
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Seorang peserta, yang dirahasiakan identitasnya, dalam Pendidikan Dasar (Diksar) Mapala Unisi 'The Great Camping' (TGC) di Tawangmangu, 13-20 Januari lalu, mengaku mengalami beberapa luka lecet di lengan.
Hal tersebut karena ia harus merayap dalam Diksar yang diterapkan oleh seniornya.
Ia juga menjelaskan bahwa bahwa Diksar berisi materi-materi seperti panjat batu, navigasi hingga survival.
Pasca Diksar, ia mengaku sudah dua kali melakukan cek kesehatan di Rumah Sakit JIH.
Baca: Meninggalnya Tiga Mahasiswa UII jadi Momentum Perbaikan Sistem
Usai cek fisik dan laborat, ia dinyatakan sehat namun 10 temannya harus dirawat inap karena berbagai hal.
"Alhamdulillah keadaan saya sehat, tidak ada keluhan berarti. Paling hanya lapar karena materi survival selama tiga hari, tapi sehat kok. Doakan saja sehat semua," tutur mahasiswa tersebut.
Direktur Utama RS JIH dr Mulyo Hartana, SpPD membenarkan rumah sakitnya telah merawat 10 peserta The Great sejak Rabu (25/1/2017).
Namun RS JIH hanya menerima 32 peserta untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium yakni darah lengkap, urine, radiologi USG, CT-Scan dan rontgen thorax.
"Pemeriksaan ini dilakukan untuk memastikan bahwa kondisi organ dalam pasien dalam keadaan sehat dan tidak ada masalah," ujar Mulyo, Rabu (25/1/2017).
Baca: Polisi Amankan Barang Bukti Penganiayaan di Diksar Mapala UII
Hasil pemeriksaan menyebutkan, mayoritas peserta mengalami luka lecet di seluruh badan.
Beberapa di antaranya telah terinfeksi, nafsu makan turun, diare, infeksi saluran nafas, lemas, dan pandangan kabur.
"10 orang memerlukan perawatan untuk observasi lebih lanjut yakni rawat inap, sedang sisanya boleh pulang dengan diminta kontrol secara periodik.
Baca: Fakta-fakta Mengerikan Diksar Mapala UII yang Tewaskan Tiga Orang dan 10 Rawat Inap
Kejiwaan Sehat
Kepala Unit Konselin UII Hazhira Qudsyi yang mendampingi para peserta yang menjalani rawat inap menyebut, psikologis para peserta normal dan sehat.
Tidak ada tanda-tanda trauma atau indikasi ketakutan.
"Semuanya sehat, tidak ada yang masalah dengan psikologis mereka. Sudah bisa makan, paling hanya luka-luka biasa dari kegiatan survival," ungkap Hazhira.
Ia juga menjamin bahwa para peserta tidak menunjukkan indikasi ketakutan atau traumatik.
Kesemuanya sehat namun untuk pendalaman kejiwaan diperlukan tes lebih lanjut. (Tribun Jogja/gil)