Balita Meninggal di Panti, Seto Mulyadi: Waspada Tak Semua Panti Asuhan Positif
Seto Mulyadi meminta publik semakin waspada dan tidak serta merta percaya bahwa setiap panti asuhan pasti positif.
Penulis: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Indonesia, Seto Mulyadi meminta publik semakin waspada dan tidak serta merta percaya bahwa setiap panti asuhan pasti positif.
Pernyataan ini disampaikan Seto Mulyadi menanggapi kasus meninggalnya balita berusia 18 bulan di Pekanbaru yang diduga menjadi korban kekerasan di sebuah panti asuhan di wilayah itu.
"Ada standar semacam sertifikasi bagi pengelola dan akreditasi bagi panti asuhannya. Pengelola panti yang mengeksploitasi anak-anak asuhan harus dikenai pidana," kata Seto Mulyadi dalam pernyataanya kepada Tribunnews.com, Jumat (27/1/2017).
Baca: Balita Ini Tewas Saat Dititipkan di Panti Asuhan
Menurut Seto, jika pihak panti asuhan sebatas teledor, karena mendirikan panti semata bermodalkan kepedulian dan dengan manajemen yang sangat tradisional, maka boleh jadi pembinaan adalah penyikapan yang lebhh baik.
"Di atas segalanya, yang harus diupayakan adalah agar anak-anak tetap diasuh keluarga mereka," kata Seto.
Studi menyimpulkan, sekitar 90 persen anak-anak di panti asuhan sebenarnya masih memiliki keluarga yang bisa mengasuh mereka.
"Pada sisi ini, penting edukasi bagi masyarakat sebagaimana semangat RUU Pengasuhan," kata Seto.
Diberitakan sebelumnya, diduga menjadi korban kekerasan, seorang balita 18 bulan di Pekanbaru meninggal dunia dengan kondisi yang memprihatinkan.
Korban yang bernama M Zikli mengalami luka hampir di sekujur tubuh mulai kemaluan, telinga, punggung, bibir, tangan dan kaki.
Dari laporan Polresta Pekanbaru, korban selama ini dititipkan di salah satu panti asuhan di wilayah Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru.
Pihak panti asuhan yang kemudian memberitahukan kepada keluarga korban bahwa korban sudah meninggal dunia.
Baca: Makanan Kedaluwarsa dan Bekas Digigit Tikus Ditemukan di Panti Asuhan Tunas Bangsa
Namun alasan pihak panti asuhan korban meninggal dunia karena demam tinggi.
Paman korban yang bernama Dwiyatmoko curiga dengan kondisi jasad korban yang lebam-lebam kemudian memeriksanya ke RSUD Arifin Achmad.
Pihak rumah sakit justru tidak mau memberitahukan penyebab kematian korban dan menganjurkan agar melapor ke kepolisian.
"Laporan sudah kita terima. Kasusnya masih dalam penyelidikan," kata Kasubag Humas Polresta Pekanbaru, Ipda Rachmad Wibowo, Kamis (26/1/2017).