Fakta Mengerikan di Balik Diksar Maut Mapala UII Yogyakarta yang Merenggut 3 Nyawa
Beberapa fakta-fakta mengejutkan muncul dari informasi yang didapatkan Reporter Tribun Jogja serta penuturan keluarga korban.
Editor: Sugiyarto
"Dokternya bilang, ibu mumpung anaknya masih bisa ngomong semampunya dia tolong ditanya. Ambil kertas dan pena," kata Sri.
Saat itulah, Asyam menceritakan kepada ibunya bahwa punggungnya dipukul dengan menggunakan rotan dan diinjak.
Asyam juga mengeluhkan sakit pada bagian leher karena membawa air terlalu banyak.
10 Peserta rawat inap
Direktur Utama RS JIH, dr Mulyo Hartana SpPD membenarkan RS telah merawat 10 peserta The Great sejak Rabu (25/1/2017).
Namun RS JIH hanya menerima 32 peserta untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium yakni darah lengkap, urin, radiologi USG, CT-Scan dan rontgen thorax.
"Pemeriksaan ini dilakukan untuk memastikan bahwa kondisi organ dalam pasien dalam keadaan sehat dan tidak ada masalah," ujar dr Mulyo pada Rabu (25/1/2017).
Hasil pemeriksaan menyebutkan, mayoritas peserta mengalami luka lecet di seluruh badan.
Beberapa di antaranya telah terinfeksi, nafsu makan turun, diare, infeksi saluran nafas, lemas, dan pandangan kabur.
10 orang memerlukan perawatan untuk observasi lebih lanjut yakni rawat inap, sedang sisanya boleh pulang dengan diminta kontrol secara periodik.
Keinginan undur diri yang berakhir petaka
Tiga korban meninggal, yakni Ilham Nur Fadmy Listia Adi, Syaits Asyam, Muhammad Fadli tiga hari sebelum acara selesai berniat mengundurkan diri dari acara Diksar.
Namun keinginan ini justru menjadi awal bencana lantaran senior pembina di Mapala justru ditengarai menaruh dendam.
Tiga peserta mengundurkan diri lantaran fisik sudah tak kuat dan sakit, anehnya permintaan ketiga peserta itu ditolak oleh panitia.