Tol Bawen-Salatiga Rampung Maret, Pemotongan Bukit Jadi Pekerjaan Terberat
PT Trans Marga Jateng (TMJ) terus mengebut pekerjaan konstruksi ruas Tol Semarang-Solo Seksi III Bawen-Salatiga. Targetnya akhir Februari 2017 kelar.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Deni Setiawan
TRIBUNJATENG.COM, SALATIGA - PT Trans Marga Jateng (TMJ) terus mengebut pekerjaan konstruksi ruas Tol Semarang-Solo Seksi III Bawen-Salatiga.
Berdasarkan data per 19 Januari 2017 ini, progres pembangunan baru tercapai 81,623 persen dari target awal adalah 91,601 persen.
Direktur Teknik dan Operasi PT TMJ, Ali Zainal Abidin menyampaikan, pekerjaan tidak sesuai target dalam pekerjaan konstruksi yang menjadi faktor umum kendala adalah cuaca.
"Curah hujan yang masih sangat tinggi bahkan terjadi hampir di setiap hari itu, secara langsung menghambat progres percepatan kami di lapangan dalam segala pekerjaan. Terlebih lagi dalam pelaksanaan pemadatan tanah dan pembuatan struktur beton untuk jalan," kata Ali kepada Tribun Jateng, Kamis (26/1/2017).
Hal lain menurutnya yang dapat dikatakan menjadi pekerjaan terberat adalah pemotongan bukit di Desa Polosiri, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang.
Dia menjelaskan, Di STA 23+500 hingga STA 24+000 itu terdapat bukit setinggi sekitar 7 meter yang harus dibelah sebagai lintasan atau jalur tol.
"Teknisnya, bukit itu dikeruk, dipotong hingga kedalaman atau di ketinggian yang mencapai tiga meter. Panjang lintasan yang dibelah sekitar 500 meter. Pekerjaan itu yang cukup bahkan terberat, menurut kami. Terlebih kondisi cuaca yang tidak mendukung seperti saat ini," jelas dia.
Setelah bukit dipotong, kata dia, baru proses pengerasan tanah dan dilanjut pembuatan jalan struktur betonnya. PT TMJ menargetkan seluruh pekerjaan bisa selesai akhir Februari 2017.
Pascapekerjaan konstruksi selesai, selanjutnya menunggu hasil uji kelayakan jalan tol yang bakal dilakukan Badan Pengatur Jalan Tol Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI.
Dalam uji kelayakan turut melibatkan pihak kepolisian, pemerintah daerah setempat, hingga Kementerian Perhubungan.
"Jika clear, barulah bisa diresmikan dan diujicoba. Melihat runtutan tahapan itu, kami hingga saat ini tetap optimistis dan berusaha optimal agar Maret 2017 ini bisa dilalui masyarakat," jelas Ali.
Tanah Labil
Manager Pengendalian Pelaksanaan Paket 3.1 PT TMJ, Togu H Siringoring, menambahkan pekerjaan sangat krusial saat ini adalah membelah bukit setinggi 30 meter di Polosiri.
"Apabila kondisi cuaca bagus, intensitas hujan tidak terlalu tinggi, pembelahan bukit tersebut membutuhkan waktu sekitar sebulan. Target kami, bisa terselesaikan pada pertengahan Februari 2017 mendatang. Lokasi bukit adalah sebelum Jembatan Tuntang dari arah Bawen," jelas Togu.
Hal krusial lain, kata dia, terdapatnya tanah labil. Dia mengungkapkan ada dua titik temuan yang merupakan daerah patahan atau bertanah labil tersebut.
"Perlu penanganan serius yakni melalui pemasangan borpile sedalam 43 meter dan berdiameter sekitar 1,5 meter. Kedua titik itu yakni di Desa Kandangan dan Desa Polosiri Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang," ucap dia.