Anggota Satpol PP Tewas Diduga Kesetrum Listrik
Abdul Rahman (38) anggota Satpol PP Gowa yang meninggal dibawah runtuhan bangunan tribun Lapangan Syekh Yusuf diduga akibat kesetrum listrik.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Timur, Wa Ode Nurmin
TRIBUNNEWS.COM, SUNGGUMINASA - Abdul Rahman (38) anggota Satpol PP Gowa yang meninggal dibawah runtuhan bangunan tribun Lapangan Syekh Yusuf diduga akibat tersetrum listrik, Jumat (3/2/2017).
Kakak korban, Hayati yang ditemui di rumah duka mengatakan adiknya itu meninggal akibat kesetrum.
"Kesetrum karena hitam semua badannya," kata Hayati ditengah isak tangisnya.
Saat dievakuasi dari bawah runtuhan, wajah Rahman memang tampak hitam.
Korban baru diketahui sejam setelah kejadian ambruknya bangunan saat melatih anggota Satpol PP baru di lapangan.
Baca: Anggota Satpol PP Gowa Tewas Tertimpa Bangunan Tribun Lapangan Syekh Yusuf
Menurut anggota Satpol PP yang juga berada di lokasi, Muchtar, sebelumnya mereka sedang latihan baris berbaris di pinggir lapangan.
"Karena hujan kita lari semua berteduh di tribun. Saya saja hampir kena, waktu saya lari keluar tribun, topi ku terlepas karena pas jatuh atapnya. Kaki ku kena kayu penyangganya. Pokoknya saya tidak tahu setelah itu. Seperti gelap saya melihat," ujarnya.
Sampai berita ini diturunkan, listrik di Gowa juga dikabarkan padam setelah kejadian tersebut.
Diberitakan sebelumnya aeorang anggota Satpol PP Gowa, Abdul Rahman (38) meninggal dunia usai tertimpa bangunan tribun Lapangan Syekh Yusuf yang tiba-tiba roboh saat angin kencang melanda Gowa, Jumat (3/2/2017) siang.
Sementara itu dua anggota Satpol PP lainnya Andi Budi Utama dan Nuhun terluka dan dibawa ke rumah sakit.
Tim Pemadam Kebakaran yang tiba di lokasi langsung melakukan evakuasi reruntuhan tribun Lapangan Syekh Yusuf Gowa, Jumat (3/2/2017).
Warga memadati lapangan untuk menonton proses pengangkatan reruntuhan.
Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan bersama Wakil Bupati Abdul Rauf Malagani dan Sekda Muchlis juga terlihat meninjau langsung.
Ambulans juga sudah disiagakan mengantisipasi ada korban selanjutnya.
Sebelum ditemukan meninggal, Rahman sedang melatih anggota Satpol PP baru di tribun Lapangan Syekh Yusuf, Jumat (3/2/2017).
Dari keterangan anggota Satpol PP yang di lokasi, Hendra, saat itu dia langsung lari begitu bangunan tribun roboh.
"Saya langsung lari, yang lain terhambur. Memang Pak Rahman lagi latih anggota baru baris berbaris, baru dia sebelah utara tribun. Saya bagian tengah, langsung lari waktu roboh," katanya.
Jasad Rahman ditemukan sekitar satu jam setelah bangunan tribun roboh.
Jasadnya langsung dibawa ke rumah duka di Jl Basoi Daeng Bunga, Bonto-bontoa, Jumat (3/2/2017).
Suasana duka menyelimuti rumah yang sederhana itu. Warga dan tetangga korban pun terlihat memenuhi rumah duka.
Rahman meninggalkan empat orang anak dan istri bernama Sendang (41).
Anak bungsunya masih berusia 9 bulan. Sementara anak pertama masih bersatus pelajar kelas 1 SMP 4 Sungguminasa bernama Ahmad Wahyudi.