Dua Hari Dua Orang Gantung Diri di Jembrana, Isi Surat yang Ditinggalkan Bikin Pilu
Dua warga, masing-masing, Ni Made Swami (60) dan I Ketut Sunantara (59) didapati keluarganya tewas gantung diri pada Jumat dan Sabtu.
Editor: Wahid Nurdin
TRIBUNNEWS.COM, NEGARA - Kasus gantung diri kembali terjadi di Bumi Makepung Jembrana pada akhir pekan ini.
Dua warga, masing-masing, Ni Made Swami (60) dan I Ketut Sunantara (59) didapati keluarganya tewas gantung diri pada Jumat (3/2/2017) dan Sabtu (4/2/2017).
Diduga, alasan nekat kedua korban mengakhiri hidupnya lantaran tak kuasa menahan sakit yang dideritanya.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun Minggu (5/2/2017), kasus gantung diri yang pertama terjadi dengan korban, Ni Made Swami (60) seorang warga di Banjar Pangkung Jajang, Desa Tukadaya, Kecamatan Melaya pada Jumat (3/2/2017) pukul 19.00 WITA.
Saat itu, anak korban yakni I Komang Darmawan (32) kebingungan mencari ibunya yang tak kunjung pulang saat menjelang malam.
Benar saja, Darmawan yang mencari di sekitar rumah malah menemukan ibunya dalam keadaan tidak bernyawa dan tergantung di atap kamar dengan menggunakan selendang berwarna biru sepanjang 90 cm.
Darmawan yang panik kemudian memberitahu keluarga lainnya dan melaporkan temuan ini ke Mapolsek Melaya.
Petugas yang datang bersama tim medis Puskesmas setempat langsung melakukan olah TKP.
Hasilnya, didapati tanda jerat pada leher korban dan tidak ditemui adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.
Menurut keterangan keluarga, diduga kuat korban nekat mengakhiri hidupnya lantaran tekanan batin tak kuasa menghadapi sakit karena usia yang dideritanya.
Sedangkan, kasus gantung diri yang kedua menimpa korbannya, I Ketut Sunantara (59), seorang warga di Banjar Yeh Buah, Desa Yehembang Kauh, Kecamatan Mendoyo, Sabtu (4/2/2017) sekitar pukul 16.00 WITA.
Saat itu, anak korban yakni I Kadek Edy Roistiawan (32) yang hendak ke kamar mandi tiba-tiba mendapati bapaknya dalam keadaan kaku dan dingin tergantung di kusen pintu kamar.
Sontak temuan ini dilaporkan ke Mapolsek Mendoyo yang kemudian dilangsungkan olah TKP bersama tim medis Puskesmas setempat.
Kuat dugaan korban nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri lantaran tekanan batin tak kuasa menghadapi sakit karena usia.
Selain itu pada daun pintu rumah korban terdapat tulisan di sebuah kertas dengan berbahasa Bali yang isinya "Pang sing sangat ngerepotin mantu (supaya tidak merepotkan menantu, red), ini jalanku bapak sendiri bunuh diri".
Kasat Reskrim Polres Jembrana, AKP Yusak Sooai membenarkan adanya dua kejadian gantung diri yang terjadi di wilayah hukumnya (Wilkum) tersebut.
Menurut data pihaknya, mulai awal tahun 2017 ini setidaknya sudah terjadi 4 kali kasus gantung diri di Kabupaten Jembrana.
Kedua korban dinyatakan murni meninggal akibat gantung diri berdasarkan hasil olah TKP dan diperkuat dengan keterangan pihak keluarganya.
"Sampai saat ini sudah ada 4 kasus gantung diri di Jembrana. Penyebabnya ya macam-macam tapi kebanyakan disebabkan karena sakit pada usia tua," tandas Yusak ketika dikonfirmasi Minggu kemarin. (tribun bali/I Gede Jaka Santhosa)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.