Imam Priyono-Achmad Fadli Tanda Tangani Kontrak Politik Gerakan Jogja Berbudaya
“Yogyakarta memiliki rekam jejak sejarah, kota pendidikan dan dengan seluruh nilai budayanya menjadi taman sarinya Indonesia,” papar Hasto.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JOGJA - Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto turut menyaksikan secara langsung penandatanganan kontrak politik pasangan nomor urut 1 untuk pilkada Kota Yogyakarta, Imam Priyono-Achmad Fadli.
Kontrak politik dengan elemen relawan dari Komunitas Jogja Bangkit yang berasal dari berbagai ragam latar belakang keilmuan, akademisi, budayawan dan pakar dari beragam keahlian itu bertemakan "Gerakan Jogja Berbudaya".
Selain itu, turut hadir dalam penandatanganan kontrak politik, diikuti juga unsur partai pengusung PDI Perjuangan, Partai Nasdem Kota Yogyakarta, mahasiswa, perwakilan unsur masyarakat dan relawan yang menjadi saksi kesepakatan komitmen untuk mewujudkan sembilan hal dalam bingkai Yogyakarta sebagai Kota Cerdas Berbudaya.
“Kontrak politik yang ditandatangani ini semakin memiliki bobot dan legalistas untuk dilaksanakan pasangan calon bila nanti terpilih. Apalagi penandatangan disaksikan unsur masyarakat dan mahasiswa. Sebagai Sekjen Partai, saya akan mendorong hal itu bisa dilaksanakan,” ujar Hasto seusai penandatangan kontrak politik kepada pers di Yogyakarta, Minggu (5/2/2017).
Menurut Hasto dari apa yang disampaikan masyarakat dan mahasiswa ke rumah aspirasi pasangan no 1 itu, ada keinginan kuat menjadikan Yogyakarta sebagai pusat kebudayaan Indonesia.
“Yogyakarta memiliki rekam jejak sejarah, kota pendidikan dan dengan seluruh nilai budayanya menjadi taman sarinya Indonesia,” papar Hasto.
Sembilan hal yang disepakati untuk diwujudkan saat Imam Priyono-Achmad Fadli terpilih sebagai Walikota-Wakil Walikota Yogyakarta adalah mewujudkan pemerintahan yang bersih berbudaya, pendidikan untuk semua, kesehatan untuk semua, ekonomi kreatif berkelanjutan, kota hijau hemat energi, tata ruang menuju kota berkelanjutan, aksesibiltas dan konektivitas, pariwisata berbasis budaya dan teknologi untuk kesejahteraan warga.
Di dalam kesempatan tersebut, selain menggelar dialog, diberikan juga kesempatan bagi seluruh hadirin untuk memberikan pesan dengan menuliskan pada selembar kertas yang ditempelkan ke simbol rumah aspirasi serta peluncuran lomba foto instagram yang fokus pada titik atau wilayah di Yogyakarta yang butuh perhatian bersama.
"Kontrak politik ini sebagai komitmen wujudkan kota Yogyakarta berbudaya, kota revolusi dan kota pendidikan bagi semua yang berbasis kebudayaan. Yogyakarta yang terkenal dengan filsafat dan kehidupan masyarakat yang rukun, akan mematrikan tekad kita bersama wujudkan Yogyakarta cerdas berbasis budaya," kata Hasto Kristiyanto.
Wulfram Ervianto dari Komunitas Jogja Bangkit menyatakan gerakan Jogja Berbudaya menawarkan alternatif solusi bagi kota Yogyakarta di masa depan.
"Kota Yogyakarta harus kembali ke ruh awalnya berdiri yaitu kota yang bertumpu pada akar budaya dengan nilai filosofisnya. Selain itu Yogyakarta harus memanfaatkan perkembangan teknologi untuk dipadukan dengan nilai budaya Jawa sehingga kota Yogyakarta dapat jadi Kota Cerdas berbasis budaya," kata Wulram.
Wulfram menyebutkan, Komunitas Jogja Bangkit percaya pasangan Imam Priyono-Achmad Fadli bisa mewujudkan sembilan hal yang telah dirumuskan untuk menjadi modal bagi kota Yogyakarta dalam membangun dan melaksanakan semua program yang direncanakan.
"Sekolah inklusif, penerbitan Kartu Jogja Cerdas, pembangunan kesehatan yang bisa diakses oleh semua warga termasuk difabel, pengembangan perekonomian kreatif dan upaya melahirkan wirausaha muda dari UMKM dan mewujudkan kota Yogyakarta yang hijau penting diwujudkan," katanya.
Imam Priyono-Achmad Fadli dalam dialog menyatakan rasa terima kasih atas perhatian dari publik yang begitu besar terhadap proses kampanye selama pilkada. Imam Priyono menyatakan dirinya akan serius dalam menjalankan komitmen yang tertuang dalam kontrak politik.
Dia mengatakan ada banyak sumber daya manusia, sebagai kota pelajar ini harus terus dipertahankan oleh kota Yogyakarta, butuh program pendidikan yang mendasar untuk melandasi sumber daya manusia, butuh sinergi antar pihak.
"Saya berterima kasih atas perhatian yang besar dan respon positif dari publik Yogyakarta, gerakan Jogja cerdas berbasis budaya, dikenal sebagai kota pelajar. Ada kebutuhan dasar bidang kesehatan dan pendidikan yang jadi komitmen kuat kami untuk diwujudkan, lewat kartu Jogja cerdas dan Jogja sehat," kata Imam Priyono.