Sepuluh Artis Mural Dunia Kampanye Penyelamatan Hutan di Kawasan Gunung Lauser
Sepuluh artis mural melakukan kampanye splash and burn, kampanye seni publik untuk menyelamatkan hutan dan orangutan Sumatera di kawasan Gunung Lauser
Penulis: Jefri Susetio
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Medan/Jefri Susetio
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN – Sepuluh artis mural melakukan kampanye splash and burn, kampanye seni publik untuk menyelamatkan hutan dan orangutan Sumatera di kawasan Gunung Lauser.
Mereka akan menggambar di berbagai kawasan inti Kota Medan dan Bukit Lawang.
Orangutan Information Centre (OIC) dan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kota Medan akan mendatangkan beberapa artis mural.
Mereka berupaya selamatkan orangutan lewat program visual splash and burn.
Program visual art tersebut menghadirkan artis mural dunia Ernest Zacharevic bersama sembilan artis mural Internasional lainnya.
Karena itu, Ernest berencana menggambar mural di 25 titik Kota Medan maupun kawasan lain di Sumatera Utara.
“Sudah ada tiga visual art mural yang telah dibuat seperti gambar anak-anak sedang bermain di atas becak bersama satu ekor orangutan di kawasan Pasar Hindu."
"Kemudian, gambar Mak Ican, nenek tua di daerah Maltatuli,” ujar Rusmin Lawin, kepada Tribun Medan/www.tribun-medan.com di Jalan KH Wahid Hasyim, Medan, Kamis (23/2/2017).
Menurutnya, mural pada dinding-dinding gedung tua, dapat melindungi dan mempertahankan situs warisan lokal. Sehingga, dapat mendorong peningkatan wisatawan di Kota Medan.
Splash dan burn dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang isu-isu konservasi global sambil membantu memfasilitasi hubungan dengan masyarakat.
Ernest Zacharevic menyampaikan, proyek ini telah direncanakan selama setahun belakangan ini dan mulai dilaksanakan sejak awal Januari hingga April mendatang.
Ia mengajak para seniman lainnya guna membangkitkan semangat untuk melindungi hutan dan orangutan.
“Ada beberapa bagian yang nanti akan kami buat, jadi izinkan kami untuk menginspirasi masyarakat. Seperti ada beberapa bagian visual berukuran besar atau kecil yang kami harapkan akan dibuat di sepuluh tempat,” ujarnya.
Selain itu katanya, proyek yang dikerjakan ini bekerja sama dengan organisasi lokal yang membantu berkoordinasi dengan pemerintah dan pemilik bangunan, jadi semua orang dapat berpartisipasi dalam proyek ini.
“Aku sangat menyukai wilayah ini dan menurutku ekosistem Leuser adalah salah satu ekosistem paling penting di dunia dan harus dilestarikan masyarakat."
"Bagaimana semua orang dapat berkontribusi untuk menyelamatkan lingkungan hidup,” katanya. (tio/tribun-medan.com)