Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Selama 27 Tahun Air Menggenangi Lahan Pertanian di Klaten

Sudah 27 tahun lamanya lahan pertanian seluas sekitar 100 hektare di empat desa dua kecamatan di Kabupaten Klaten tergenang banjir.

Editor: Y Gustaman
zoom-in Selama 27 Tahun Air Menggenangi Lahan Pertanian di Klaten
Tribun Jateng/Suharno
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berdiskusi bersama para pengurus dan anggota koperasi di Pendopo Rumah Dinas Bupati Semarang, Rabu (1/3/2017). TRIBUN JATENG/SUHARNO 

Laporan Wartawan Tribun Jateng, M Nur Huda

TRIBUNNEWS.COM, KLATEN - Sudah 27 tahun lamanya lahan pertanian seluas sekitar 100 hektare di empat desa dua kecamatan di Kabupaten Klaten tergenang banjir.

Air setinggi 60 sampai 100 sentimeter itu menggenangi lahan pertanian di Desa Sengon, Kecamatan Prambanan, dan Desa Kerten, Desa Sawit, Desa Katekan, Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten Klaten.

Marito (58), petani Desa Katekan, mengadu kepada Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat meninjau area lahan yang tergenang air tersebut, Kamis (2/3/2017).

Ganjar datang ke lokasi setelah mendapatkan laporan warga melalui media sosial.

"Selama lebih dari 27 tahun kita enggak pernah panen karena lahan tergenang. Air datang dari Yogya, sementara air tidak bisa mengalir ke sungai karena tersumbat adanya dua bendungan di daerah bawah. Kami minta normalisasi supaya air lancar," ucap Marito.

Ia menjelaskan di Desa Katekan saja lahan yang tergenang seluas 41 hektare, Desa Sengon sekitar 61 hektare. Warga mendesak pemerintah ikut membantu menyelesaikan persoalan warga ini.

Berita Rekomendasi

Ganjar meminta warga mengantarnya menuju sungai, pintu air dan dua bendungan. Melihat kondisi yang ada mustahil air bisa dikuras karena lahan pertanian berada di cekungan yang terlalu dalam.

"Dulu ada Ulu-Ulu yang mengatur air (perangkat desa yang bertugas mengatur aliran air), sekarang sudah enggak ada. Akhirnya air enggak dikelola, pintu enggak dibuka tutup dengan baik," kata Ganjar.

Pemkab Klaten, Pemprov Jateng, dan BBWS akan mengkaji lebih lengkap masalah yang ada guna mengetahui langkah apa yang harus dilakukan untuk jangka panjang.

Dalam jangka pendek, pemerintah akan menempatkan petugas jaga pintu air yang akan mengatur aliran. "Tapi memang perlu ada peremajaan teknis di sistem perairan yang perlu direview," kata dia.

Ganjar juga menyarankan alternatif yang bisa dikembangkan yaitu dijadikan tempat wisata air sekaligus untuk menabung air di musim kemarau. Melihat view yang ada, hamparan luas dengan latar belakang gunung tentu akan luar biasa.

"Nanti kita dorong pelatihan perikanan dan kepariwisataan. Mungkin malah itu bisa jadi rejeki dari Gusti Allah yang hari ini manusia dituntut lebih inovatif dan kreatif dengan posisi alamnya," kata dia.

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas