Makam Leluhur Tergerus Longsor, Ahli Waris Punguti Tulang Belulang
Longsor menggerus pekuburan di Dusun Ngaliyan, Desa Suwidak, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Khoirul Muzakki
TRIBUNNEWS.COM, BANJARNEGARA -Longsor menggerus pekuburan di Dusun Ngaliyan, Desa Suwidak, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
Para ahli waris miris. Satu per satu makam yang mulai terancam longsor pun dibongkar, lalu dipindahkan ke tempat yang lebih aman oleh para ahli waris.
Suwiryo (53), ahli waris yang pertama kali memutuskan untuk memindahkan makam leluhurnya.
Mulanya ia tercengang saat beberapa waktu lalu melihat tanah di sekitar makam ambles sekitar 20 meter.
"Malam hujan lebat, paginya saya melihat tanah di sekitar makam sudah ambles," kata Suwiryo pada Senin (6/3/2017).
Posisi makam leluhur Suwiryo berada paling tepi, dekat dengan pusat longsor. Suwiryo melihat sebagian cungkup kuburan telah menggantung karena tanah ambles.
Beberapa tulang belulang manusia bahkan menyembul lantaran tanah kuburan terkikis longsor.
Sebelum longsor kian parah, Suwiryo memutuskan segera memindahkan makam leluhur. Jika terlambat makam bisa luluhlantak karena tanah terus bergerak.
Suwiryo akan lebih sulit lagi mengidentifikasi makam leluhurnya. Ia merasa berdosa jika tak bisa menjaga makam leluhur.
Satu per satu makam ia gali. Suwiryo memunguti satu per satu tulang dan tengkorak leluhurnya dengan hati-hati, lalu memasukkannya ke dalam kotak kayu.
"Hati saya miris melihat kondisi makam leluhur saya tergerus longsor. Sebagai anak dan cucu, saya berkewajiban menjaganya," kata dia.
Prosesi pemindahan makam itu tak ubahnya memakamkan jenazah baru. Jasad leluhur berupa tulang belulang ahli waris bungkus menggunakan kain mori.
Ia lalu menguburkannya di lahan milik keluarga. Seluruh keluarga ahli waris berkumpul mengitari makam. Mereka membacakan tahlil untuk mendoakan arwah leluhur dipimpin kiai kampung.
"Kami juga adakan pengajian di rumah untuk mendoakan leluhur kami," imbuh Suwiryo.
Pergerakan tanah di makam kian lama semakin parah. Bekas makam leluhur Suwiryo yang telah dipindahkan kini porakporanda dan tak berwujud.
Sejumlah cungkup makam dan batu nisan rusak berserakan, sebagian puingnya meluncur ke jurang.
Para ahli waris lain mengikuti jejak Suwiryo untuk memindahkan makam leluhur. Mereka membongkar sendiri makam leluhur mereka.
Sebagian di antaranya, memindahkan makam leluhur mereka di pekuburan desa sebelah. Sebagian lain memakamkannya di lahan milik pribadi dekat rumah.