Kekurangan Lahan Sawah, 2.500 Petani di Kecamatan Rangsang Hijrah ke Pelalawan
Ribuan petani tersebut harus menginap di pondok-pondok sawah setiap musim tanam atau musim panen.
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan wartawan Tribun Pekanbaru, Guruh BW.
TRIBUNNEWS.COM,MERANTI -Hingga saat ini Kabupaten Kepulauan Meranti masih kekurangan sawah guna meningkatkan produksi padi di wilayah itu.
Akibatnya, sebanyak 2.500 KK warga Meranti yang berprofesi sebagai petani hijrah ke kabupaten tetangga, Desa Penyalai, Pelalawan.
"Ribuan warga itu berasal dari Kecamatan Rangsang," ujar Kabid Ketahanan Pangan, Dinas Ketahanan Pangan Tanaman Pangan dan Peternakan (DKPTP2), Syafril, Rabu (8/3/2017).
Syafril menjelaskan, ribuan petani tersebut harus menginap di pondok-pondok sawah setiap musim tanam atau musim panen.
Untuk sampai ke Pulau Penyalai, mereka harus menggunakan tranportasi air berupa pompong hingga berjam-jam.
"Mereka mandah (menginap, red) sampai berminggu-minggu disana untuk mengolah lahan hingga menanam. Setelah selesai, mereka kembali lagi ke Rangsang. Mereka akan kembali saat masuk masa panen," ujar Syafril.
Lebih jauh dijelaskan Syafril, imigrasi petani Kecamatan Rangsang ke Pulau Penyalai sudah berlangsung sejak belasan tahun yang lalu.
Hijrahnya ribuan petani itu disebabkan serangan air pasang laut yang masuk hamparan sawah mereka di Kecamatan Rangsang.
"Meskipun Rangsang sudah dapat program cetak sawah pada 2015 silam, namun para petani tersebut masih masih meninggalkan sawah mereka di Penyalai," ujar Syafril.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.