Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sekolah Kebanjiran, Ani Pulangkan Siswanya Lebih Awal

Ani memutuskan untuk memulangkan siswa yang kelasnya terendam air agar terhindar dari penyakit

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Sekolah Kebanjiran, Ani Pulangkan Siswanya Lebih Awal
Capture Youtube
Ilustrasi siswa dipulangkan karena banjir 

Laporan Wartawan Muh Radlis

TRIBUNNEWS.COM, PEKALONGAN - Selain atap rumah warga ambruk akibat hujan deras disertai angin kencang, beberapa sekolah juga ikut terendam banjir setelah hujan pada Selasa (7/3/2017) malam di Kota Pekalongan.

Satu diantara sekolah yang terendam, SMP Negeri 10 Kota Pekalongan.

Dua kelas di sekolah ini terendam sehingga proses belajar mengajar terganggu.

Kepala Sejolah SMP Negeri 10 Kota Pekalongan, Ani Yuniati, mengatakan, sekolahnya memang menjadi langganan banjir apabila terjadi hujan deras dalam waktu yang cukup lama.

"Memang sering banjir, saya baru menjabat dua pekan. Tapi dari informasi guru guru memang kalau hujan selalu banjir," kata Ani, Rabu (8/3/2017).

Menurut Ani, beberapa ruang kelas sudah sempat ditinggikan sehingga "selamat" dari genangan banjir.

"Kegiatan belajar mengajar tetap jalan, hanya ada dua ruangan yang terendam. Ruang belajar dan ruang multimedia," katanya.

BERITA REKOMENDASI

Ani memutuskan untuk memulangkan siswa yang kelasnya terendam air agar terhindar dari penyakit.

Kepala BPBD Kota Pekalongan, Suseno, mengatakan, sekitar 130 warga di Kelurahan Tirto diungsikan akibat rumahnya tergenang banjir.

Ketinggian air akibat hujan deras itu dari 20 hingga 70 sentimeter.

"Kelurahan Tirto, Padukuhan dan Pasir Kraton Kramat juga terendam. Kami ungsikan yang di Kelurahan Tirto, tadi sudah dikirim makanan, tikar dan selimut. Mereka mengungsi di masjid setempat," kata Suseno.

Menurut Suseno, genangan air hingga Rabu (3/8/2017) sore sudah mulai surut namun beberapa lokasi masih tergenang hingga 40 sentimeter.


Untuk kelurahan Pasir Kraton Kramat, kata Suseno, 1.500 kepala keluarg rumahnya terendam air, sedangkan di kelurahab Padukuhan sekitar 400 kepala keluarga.

"Tapi mereka tidak mengungsi, cuma butuh bantuan," katanya.

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas