Ibu Pergi ke Jawa, Bocah SD Ini Rawat Adik-adiknya Sendirian
Ahmad Revan Febriana (12) terpaksa tak bisa sekolah karena harus mengurus adiknya yang masih bayi berusia empat bulan, Adiba Sakila Atmarini.
Editor: Y Gustaman
Bayi ini lahir di rumah sakit empat bulan lalu dan setelah itu, bapaknya meninggal dunia pada Desember tahun lalu. Revan mengaku bisa memasak dan kerap mendapat bantuan dari tetangganya.
“Saya bisa masak, ibu yang mengajarkan termasuk bisa masak sayur sop. Tapi lebih sering bikin ceplok telor goreng dan membuat nasi goreng,” kata Revan.
Ia mengaku tak tahu kapan ibunya pulang dan hanya meminta merawat adik-adiknya. “Ibu bilangnya mau ke Jawa mencari uang,” katanya.
Mohamad Sahid (33), tetangga keluarga ini yang juga penarik ojek mengaku cukup dekat dengan keluarga Priutoro Aji.
“Sering ngobrol bahkan almarhum ingin membuka usaha sablon,” kata Sahid.
Ia mengaku seminggu lalu, Yuyun, istri almahum Aji mengeluh tak punya uang untuk membayar kontrakan rumah dan bayar listrik.
“Ia minta diantar ke Sumedang dan naik bus katanya mau ke Jawa mencari uang. Dia mengatakan tak punya sama sekali, saya antar naik bus di Sumedang dan dua hari kemudian menelpon dan menyebutkan mentransper uang Rp 50 ribu untuk anaknya. Saya yang mengambil uang ke bank,” katanya.
Menurutnya saat mengantar Yuyun seminggu lalu, ia mendengar Yuyun menitipkan anak-anaknya ke tetangga yang lain.
“Yuyun berteriak dan menitipkan anak-anaknya ke tetangga yang sedang ada di luar. Dia sangat bingung dan minta diantar naik bus. Katanya mau ke Gunung Kawi. Terakhir saat ditelepon sudah ada di Blitar, Jawa Timur,” kata Sahid.
Kabar Revan yang mengasuh adik-adiknya menjadi viral di media sosial. Simpati warga berdatangan dan banyak bantuan datang ke anak-anak yatim ini.
Keluarga almarhum Priutoro Aji ini merupakan pendatang dari Jakarta. Mereka mengontrak rumah di sana sejak delapan bulan lalu. Sebelumnya mereka tinggal di Panyindangan, Desa Sukahayu, Kecamatan Rancakalong dan sempat jualan premium eceran.
“Mereka itu bukan warga Desa Wargaluyu, pendatang dari Jakarta dan mengontrak di desa kami,” kata Cecep, Kepala Desa Wargaluyu.
Ia mengatakan saat Priutoro meninggal diurus warga karena kondisi ekonomi mereka.
“Bahkan saya berniat mengasuh bayinya serta anak yang lainnya mau diasuk ketua RW disini tapi ditolak ibunya dengan alasan bukan anak ayam yang diberikan begitu saja,” katanya.