Siswi TK Diterkam Anak Harimau Benggala Terluka Cakaran di Dada dan Tengkuk
Putri tergeletak lemas di kasur didampingi oleh ibunya, Ajeng Sulistyowati, dan neneknya, Tri Nurdiana.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, BATU -- Tryana Ayu Putri (4), seorang siswi Taman Kanak-kanak (TK), tampak lemas seusai menjalani operasi di ruang Gladiol 2, Rumah Sakit Baptis, Kota Batu, Jawa Timur, Rabu (15/3) sore. Putri, panggilan akrab balita tersebut, harus menjalni operasi setelah diterkam anak harimau Benggala di Jatim Park, Batu, sehari sebelumnya.
Mengenakan kaus warna merah muda, Putri tergeletak lemas di kasur didampingi oleh ibunya, Ajeng Sulistyowati, dan neneknya, Tri Nurdiana. Sesekali ia menangis menahan rasa sakit di leher tengkuk belakang dan tangan bagian kanan.
Saat dijenguk Kapolres Kota Batu dan istri Kapolres, Putri sedikit terlihat takut. Ajeng mengatakan dirinya khawatir peristiwa itu akan mempengaruhi kondisi psikologi anak bungsunya di masa mendatang.
Ajeng menceritakan saat kejadian ia sedang mendampingi Putri. Tiba-tiba anaknya diterkam oleh anak harimau Benggala jantan. Saat anaknya diterkam, Ajeng sempat menarik Putri yang saat itu diseret oleh sang anak harimau.
"Saya sempat narik anak saya. Saya juga terkena cakaran anak harimau itu. Saya tentu menyelamatkan anak saya, tiba-tiba dia diterkam dan hampir dibawa lari," ujar Ajeng.
Begitu terkaman anak harimau itu lepas, anaknya langsung dibawa ke ruang medis dan dilarikan ke Rumah Sakit Baptis. Ajeng menambahkan anaknya saat itu tidak nangis dan tidak pingsan.
Luka yang diakibatkan oleh terkaman itu cukup dalam. Putri mengalami luka serius di bagian dada, dan tengkuk leher belakang.
"Jahitan di dada atas depan sama tengkuk. Saya cuma khawatir anak saya ini mengalami gangguan psikis. Trauma berkepanjangan. Saya berterima kasih pada pihak Jatim Park 2, karena biaya sudah ditanggung. Yang kami minta, ada pendampingan khusus terutama untuk pendampingan psikologi," imbuh Ajeng.
Kapolres Kota Batu AKBP Leonardus Simarmata, mengatakan akan terus menyelidiki kasus ini. Dalam penyelidikan ini pihaknya melibatkan seluruh pegawai Jatim Park 2, termasuk keeper (pawang), untuk mengetahui apakah ada indikasi kesengajaan atau tidak.
"Kalau ada unsur kesengajaan, tentu kami pasti memberikan sanksi kepada keeper yang saat itu bertugas," ujar Leonardus.
Dikonfirmasi terpisah, Marketing and Public Relations Manager Jatim Park Group, Titik S Ariyanto mengatakan pihaknya menunggu keputusan dari Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jatim terkait spot foto bersama hewan, apakah akan dilanjutkan atau ditutup.
"Ini murni karena kecelakaan. Kami memberikan biaya pengobatan sampai korban ini sembuh. Ya kami menunggu keputusan dari BKSDA Jatim untuk spot foto ini," kata Titik.
Anak macan terkejut
Titik kemudian menceritakan kronologi kejadian. Ketika anak harimau Benggala itu dikeluarkan dari kandang sekitar pukul 13.00 WIB, dikawal oleh dua keeper. Satu keeper yang memegang tali dan satunya mengawal di depan.
Saat dikeluarkan dan digiring ke lokasi spot foto, anak harimau Benggala ini terkejut dan menerkam orang-orang di sekitarnya. Kebetulan, saat itu yang paling dekat adalah Putri bersama rombongannya.
Berikutnya, anak harimau Benggala itu, setelah kejadian itu tidak akan dijadikan hewan untuk berfoto.
"Tentu ke depan anak harimau itu tidak akan digunakan sebagai hewan untuk berfoto. Sudah kami amankan di kandangnya. Jatim Park ini merupakan tempat wisata konservasi binatang, tentu hewan-hewannya juga sudah ramah dan terbiasa berinteraksi dengan manusia," tambah Titik.
Putri merupakan siswi TK Doko, Ngasem, Kediri. Ia bersama rombongan TK tersebut berwisata ke Jatim Park 2, Batu.
"Saat itu sekelompok anak TK ingin berfoto dengan anak macan. Lalu di belakangnya lewat sekelompok anak SD yang senang sekali lihat harimau," kata Titik. Teriakan anak siswa SD itu mengagetkan anak macan. "Dua keeper kualahan dan tidak bisa menahan amukan dari anak macan yang berusia 6-7 bulan," lanjut Titik. (surya/sany eka putri)