Tujuh Belas Tahun Pasutri Ini Tinggal dan Tidur di Emperan Ruko
Saat petugas Satpol PP membujuknya untuk di ajak naik kemobil ia lantas menangis, menolak untuk di bawa petugas.
Penulis: Dedi Nurdin
Editor: Eko Sutriyanto

Laporan Wartawan Tribun Jambi, Dedi Nurdin
TRIBUNNEWS.COM, JAMBI - Pakaiannya lusuh, namun hijabnya tak mau lepas menutupi rambutnya, hanya di bekali baju kaos lengan tanggung, yang lusuh dengan sobekan kecil diantara jahitan di bawah ketiak wati (51) hanya pasrah saat belasan petugas satuan polisi pamong pradja (Satpol PP) Kota Jambi menghampirinya Selasa (4/4).
Sekitar pukul 11.00 Senin saat belasan petugas satpol pp mendatangi gang buntu di terminal rawasari, Kota Jambi.
Gang buntu yang berlokasi di RT 14 Kebun Kelapa, Kelurahan Sungai Asam, Kecamatan Pasar Kota Jambi ini cukup sepi. Bangunan ruko bertingkat tampak tertutup rapat. Hanya ada satu ruko yang terbuka.
Di ujung gang tampak Wati dan anak angkatnya Santi (41) tengah berbaring di depan salah satu ruko.
Beralaskan tikar lusuh, ia dan anak angkatnya ini tidur berbantalkan tas sambil mendengarkan radio. Disampinya suami santi Ahmad Ikbal mendampinginya.
Namun senyum ketiganya berubah saat sejumlah petugas satpol PP menghampiri, panik dan tak bisa berkata apa-apa.
Sementara Santi yang tengah duduk dengan pakaian celana pendek selutut dan baju kaos merah sempat berkilah saat disebut gelandangan.
Saat petugas satpol pp membujuknya untuk di ajak naik kemobil ia lantas menangis, menolak untuk di bawa petugas.
"kami cuma ngikut tinggal disini, kami tak punya tempat tinggal, kami anak angkat ayuk tu,"kata Santi menangis.
"ndak apa-apa yuk cuma di data bae, nanti jelaskan di kantor, dak diapa-apain kok,"bujuk salah seorang petugas.
Ia menangis sejadi -jadinya saat akan di bawa.
Sementara Ikbal atau yang akrab disapa Beni (51) berlari ke arah pintu rumah belakang milik salah seorang warga disana.
"pak Rt tolong ada razia, istri saya mau di bawa,"teriak Beni.