Aan Bertekad Raih Ijazah SMA Meski Mata Tak Bisa Melihat
Seorang pemuda yang mengenakan kemeja putih dan celana abu-abu duduk di kursi kayu di sebuah ruangan berukuran 12 meter persegi.
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Suharno
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Seorang pemuda yang mengenakan kemeja putih dan celana abu-abu duduk di kursi kayu di sebuah ruangan berukuran 12 meter persegi.
Di ruangan tersebut, pemuda Yulis Pangyoanarto (23) sibuk meraba tumpukan kertas soal di atas meja kayu yang berada dihadapannya.
Siswa yang akrab disapa Aan ini kemudian menuliskan sesuatu di selembar kertas menggunakan riglet atau alat khusus untuk menuliskan huruf braille.
Aan merupakan siswa Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB) A Yayasan Kesejahteraan Anak-anak Buta (YKAB) Solo yang sedang mengikuti ujian nasional (UN).
Mulai Senin hingga Rabu (10-12/4/2017), siswa SMA kelas akhir di seluruh Indonesia melaksanakan UN serentak.
Seperti siswa normal lainnya, Aan wajib menyelesaikan empat puluh soal dalam waktu dua jam.
Bedanya, lantaran tidak bisa melihat, Aan mengerjakan kumpulan soal yang dituliskan menggunakan huruf braille.
Usai mengerjakan soal, Aan mengatakan, dia mengerjakan soal mata pelajaran Bahasa Indonesia pada hari pertama UN, Senin (10/4/2017).
"Soalnya mudah karena sudah melaksanakan belajar di rumah dan beberapa kali mengikuti ujicoba UN di sekolah," ujarnya.
Aan menambahkan meski mudah, akan tetapi ada beberapa soal yang tidak terbaca olehnya, sehingga dia membutuhkan bantuan pengawas untuk membacakan soal.
Meski mengalami keterbatasan, akan tetapi dia bertekad untuk mendapatkan ijazah demi masa depannya.
"Rencana habis lulus mau kerja dulu di sekolah ini sambil berwirausaha seperti jual pulsa dan pijat. Jadi harus perlu ijazah. Kalau kuliah, mungkin dipikir nanti," sambungnya.
Pengawas ujian di SMALB A YKAB Solo, Djalal mengatakan ini pengalaman keduanya menjaga UN anak-anak berkebutuhan khusus.