Sebelum Dibunuh Orang Tak Dikenal, Riyanto Termenung di Bawah Pohon
Beberapa jam sebelum tewas dibunuh sekelompok orang tak dikenal di rumahnya di Medan Deli, Riyanto memperlihatkan gelagat aneh.
Penulis: Jefri Susetio
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Medan, Jefri Susetio
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Beberapa jam sebelum tewas dibunuh sekelompok orang tak dikenal di rumahnya di Medan Deli, Riyanto memperlihatkan gelagat aneh.
Pada Sabtu (8/4/2017), beberapa pekerja gudang melihat Riyanto termenung di bawah pohon, pelataran depan Gudang 89, tempatnya bekerja di Jalan Metal, Kota Medan.
"Kawan-kawan pekerja bilang pada hari Sabtu tidak banyak kerjaan, jadi mereka sering duduk. Namun, tidak seperti biasa dia (Riyanto) termenung di bawah pohon, depan gudang. Biasanya selalu di golek-golek di gudang,” ujar Ira (25), rekan korban saat ditemui di Gudang 89, Senin (10/4/2017) siang.
Sejak lima tahun lalu Riyanto menjabat sebagai Kepala Gudang 89. Ia kerap mengatur masuk keluarnya barang. Gudang 89 milik Aling merupakan tempat menyimpan berbagai barang kebutuhan pokok seperti gula, tepung, minyak makan.
Riyanto diketahui sebagai orang kepercayaan Aling, pemilik gudang, dan bertanggungjawab menghitung barang dalam gudang. Ia juga yang menyusun posisi barang.
Ira mengenal Riyanto sebagai pribadi yang gemar bercanda serta berbincang-bincang dengan karyawan lain. Ia terkejut Riyanto dibunuh di dalam rumah bersama istrinya Sri Ariyani (35), Naya (13) dan Gilang (8) dan juga mertuanya, Sumarni (60).
Sedangkan Kinara (4), putra Riyanto, masih menjalani perawatan medis karena luka lebam di wajah serta lengannya. Pascapembunuhan, beberapa penyidik Polres Pelabuhan Belawan sudah memeriksa Ira.
“Jadi saya sudah diperiksa penyidik di rumah. Jujur saya kaget, karena tahu kabar pembunuhan hanya berselang beberapa jam sebelum datang polisi,” kata dia.
Selama sepekan terakhir Riyanto tidak pernah cerita masalah pribadi. Selama bekerja di gudang, Riyanto tak pernah cerita permasalahannya.
Selama ini Riyanto sering tidur di bawa kolong dan terkadang jika tidak ada kerjaan seperti pukul 09.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB, pintu gudang ditutup.
"Dia selalu tidur di kolong. Jadi masih terbayang, perasaan masih ada aja dia (Riyanto),” beber Ira.
Ada tujuh pekerja angkut barang di dalam gudang, dan setiap pekerja umumnya menerima gaji Rp 50 ribu hingga Rp 150 ribu perharinya. Sedangkan, Ira mengurus administrasi.
Pemilik Gudang Tolak Berikan Data