Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tujuh Kejanggalan Dalam Pembantaian Satu Keluarga di Medan

Pembunuhan ini menewaskan pasangan suami istri, mertua dan dua anak mereka dibantai penjahat diduga berjumlah dua orang.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Tujuh Kejanggalan Dalam Pembantaian Satu Keluarga di Medan
Tribun Medan
Kinara (4), korban selamat pembunuhan satu keluarga di Medan, menjalani perawatan di Rumah Sakit Mitra Medica Medan, Minggu (9/4/2017). Pembunuhan keji merenggut semua keluarga balita tersebut. Ayah, ibu, dua kakak, dan neneknya meninggal akibat kekejian penjahat yang beraksi di rumah mereka, Jalan Kayu Putih, Gang Benteng, Mabar, Medan Deli. 

Pada pekan yang sama, Kamis, 6 April 2017, kejahatan menyasar satu keluarga juga terjadi.

Lokasi kejadahan di Simpang Gardu Jalan Lau Cih Kuta, Kelurahan Sidomulio, Kecamatan Medan Tuntungan.

Korban diduga dibunuh lalu dibakar, yakni Marita beru Sinuhaji (54), Prengky Ginting (30) Selfy (5) dan Violet (3,5).

Dari satu keluarga, hanya, Gandi Ginting, suami Marita, yang selamat. Saat kejadian, dia sedang berada di luar kota.

3. Firasat Seakan Mau Pergi

Terkait pembunuhan Riyanto dan keluarga, sepekan sebelum tragedi, sepertinya ada firasat pada sang kepala rumah tangga.

Riyanto mendadak gemar menggendong Kinara, putri bungsunya saat menghadiri acara pengajian masyarakat. Bahkan, saban hari, ia rutin membawa putrinya jalan-jalan di seputaran rumah.

BERITA REKOMENDASI

"Satu pekan ini, memang perilaku Riyanto agak aneh, maksudnya, setiap hari selalu bawa anaknya yang paling kecil. Biasanya tidak terlalu sering gendong anaknya, tapi belakangan ini, tidak pernah lepas sama anaknya yang selama itu," ujar Yanto, tetangga mereka, warga Jalan Kayu Putih, Gang Benteng, Mabar, Medan Deli.

Yanto menceritakan, pada Rabu (5/4) malam, Riyanto bersama tetangga mengikuti pengajian sebelum Serampi berangkat umrah.

Pada acara itu, Riyanto memangku Kinara terus dan selalu memegang anaknya. Padahal, warga lainnya tidak ada yang membawa anak.

"Anaknya tidak mau lepas, makan pun pangku anaknya. Padahal, kalau ngumpul tidak pernah anak ikut. Jadi sebagai warga, kami geram kali adanya peristiwa ini (pembunuhan satu keluarga yang terdiri lima orang). Kami harapkan cepat ditangkap pelakunya dan tembak saja pelakunya itu," katanya.

4. Sosok Pendiam di Masyarakat


Menurut Yanto, Riyanto merupakan sosok warga yang pendiam. Artinya, tidak banyak bicara, serta rutin mengikuti berbagai kegiatan di kampung. Oleh sebab itu, warga sangat kehilangan adanya pembunuhan tersebut.

Selain itu, badannya lemas sepulang dari jualan mendapat kabar dari warga bahwa Riyanto meninggal dunia karena dibunuh.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas